Mulai dari tahun 2016, para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) sudah melakukan penelitian pada situs Lambanapu, di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berusia 2.000 tahun. 

Ada beberapa hal yang ditemukan di sana. Salah satunya mengenai jejak nenek moyang orang Indonesia. Seperti apakah?

Penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Amerta tersebut mengungkap bahwa leluhur orang Sumba tidak hanya berasal dari satu ras. Hal ini juga diungkapkan Retno dalam wawancara kepada Kompas.com, Jumat (26/04/2019) kemarin.

"Jadi kalau Indonesia itu kan ada beberapa ras yang masuk ya. Mulai dari Austronesia, Austromelanesid. Nah, yang ada di sini (situs Lambanapu) itu ada percampuran," ungkap Retno melalui sambungan telepon. 

"Jadi kita di sini ada ahli rangkanya, mungkin nanti bisa menjelaskan. Ini (yang ditemukan di situs Lambanapu) tidak semuanya Mongoloid, ada percampuran dengan Austromelanesid," imbuhnya.

Percampuran genetika memang sangat mungkin terjadi mengingat sejarah hunian Nusantara terisi beberapa gelombang migrasi besar di masa lampau.

"Jadi itu menandakan apa? Mongoloid kan datang dari, kita percaya selama ini, China daratan. Sementara austromelanesia dari arah yang lain lagi," ujar peneliti dari Puslit Arkenas itu.

"Artinya, di sini ada percampuran," tegas Retno.

Hal ini, menurut Retno, bisa mengungkapkan bahwa sejak ribuan tahun lalu masyarakat Indonesia telah mengenal percampuran ras melalui perkawinan.

"Artinya apa, 2.000 tahun yang lalu nenek moyang Sumba itu sudah bisa diketahui dari ras apa. Memang prosentase secara DNA ini belum kita dapat, tapi sedang kita kejar," tutur Retno.

"Yang sekarang sedang kita lakukan adalah secara morfologi. Ada ahli paleoantropologi yang mengamati, yang hampir semuanya itu punya ciri-ciri Mongoloid sekaligus juga ciri-ciri Austromelanesid," sambungnya.

Dalam laporan penelitiannya pun, Retno dan timnya menulis bahwa ketika observasi pada kerangka di situs Lambanapu, sebagian besar gigi rangka mempunyai tembilang ganda.

Tak hanya itu, di bagian labial dapat diraba suatu cekungan. Kedua hal tersebut merupakan tanda keturunan dari ras Mongoloid. Selain itu, pada beberapa individu lain, hasil pengamatan Retno dan tim menunjukkan adanya alveolar prognatism atau tonjolan rahang yang membuat gigi tidak sejajar. Ciri ini biasanya dijumpai pada Deuteromalayid dan Protomalayid di Jawa.

Tim peneliti mengatakan bahwa diperkirakan ciri tersebut disebabkan karena percampuran ras Mongoloid dan Austromelanesid di area Indonesia. Pasalnya, kebanyakan ras Mongoloid di negara lain di Benua Asia tidak memiliki alveolar prognatism.

Alveolar prognatism ini juga menyebabkan bentuk wajah yang memanjang pada kerangka-kerangka tersebut, meski tengkorak dan wajah individu itu tidak utuh tulang-tulangnya.

Ciri wajah memanjang ini bahkan masih mudah kita temui pada orang Sumba zaman sekarang. "Artinya bahwa sejak zaman dulu itu kita sudah ada percampuran ras. Tidak ada yang bisa mengklaim bahwa kita murni Mongoloid, kita murni pribumi, kita murni Austromelanesid," tegas Retno.

"Sejak 2.000 tahun yang lalu pun sudah terjadi percampuran ras itu, kawin-mawin lah, dan sebagainya," pungkasnya.



 


Petak hutan terancam punah yang ditemukan di sepanjang Amerika Selatan, ‘berhutang nyawa’ kepada orang-orang asli setempat yang hidup harmonis bersama mereka selama beberapa abad.

Para arkeolog menduga, Araucaria atau pohon teka-teki monyet telah tumbuh berabad-abad lalu karena cuaca yang lebih hangat dan basah menyebar di seluruh wilayah tersebut.

Namun, bagaimana pun juga, hasil penelitian menyatakan, kelompok masyarakat Jê Selatan lah yang memainkan peran penting dalam menumbuhkan hutan Araucaria. Mereka merawat pohon untuk sumber makanan dan kebutuhan lainnya.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa hutan ini merupakan buatan manusia,” kata dr. Mark Robinson, arkeolog dari University Of Exeter.

“Kelompok masyarakat tersebut menetap di padang rumput. Kemudian, mereka memodifikasi tanah, melindungi bibit, bahkan menanam pohon hingga akhirnya menjadi hutan. Padahal, secara geografis, hutan Araucaria seharusnya tidak berkembang di sana,” paparnya.

Bersama dengan tim peneliti internasional, dr. Robinson menemukan fakta bahwa pohon-pohon Araucaria telah mengalami dua ekspansi besar di wilayah tersebut.

Yang pertama, terjadi sekitar 4.480 hingga 3.200 tahun lalu – disebabkan oleh meningkatnya kelembapan. Namun, ini tidak menjadi alasan pertumbuhan terbesar kedua yang memuncak pada 900 tahun lalu.

Pada fasekedua  tersebut, hutan meluas ke area dataran tinggi yang kondisinya relatif kering. Namun, mereka tetap bisa tumbuh. Ini bertepatan dengan periode meningkatnya penduduk Je Selatan serta perkembangan masyarakat yang kompleks.  

Hasil penelitian tersebut dipublikasikan pada jurnal Scientific Reports.

Hingga saat ini, jutaan Araucaria atau pohon teka-teki monyet yang meliputi beberapa wilayah Cile, Brasil, dan Argentina, masih menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat. Penduduk lokal menyebut diri mereka sebagai “orang-orang Araucaria”, karena mengadalkan pohon tersebut untuk kebutuhan kayu, bahan bakar, makanan dan getahnya.

Tidak hanya menjadi ‘pohon nasional’ di Cile, festival dan perayaan pun dilakukan untuk menghormati hutan Araucaria – ia menjadi pusat dari kosmologi lokal.

Meskipun begitu, keadaan Araucaria tidak baik-baik saja. Pohon yang menjadapat julukan ‘fosil hidup’ ini berada di dalam ancaman: lahan hutan yang luas akan diubah menjadi pertanian.
Lima dari 19 spesies pohon teka-teki monyet terancam punah. Dua diantaranya berada dalam kondisi kritis.

Para ilmuwan di balik studi ini mengatakan, hasil penelitian mereka seharusnya menjadi pengingat pentingnya peran Araucaria bagi lingkungan maupun budaya setempat. Oleh sebab itu, kita harus melindunginya.

“Studi ini menunjukkan bahwa hutan Araucaria mampu meluas di luar batas alami mereka. Artinya, hutan  dijaga dan digunakan secara berkelanjutan selama ratusan tahun. Strategi konservasi saat ini harus mencerminkan hal tersebut sehingga perkembangan ekonomi dan warisan masa lalu bisa seimbang,” kata Profesor José Iriarte dari University of Exeter yang menjadi bagian dari tim peneliti.

Menurut data terbaru, Greenland mencair lebih cepat dari yang diperkirakan dan ia kehilangan esnya tujuh kali lebih cepat dibanding tahun 1990-an. 

"Diperkirakan mencairnya es Greenland akan menyebabkan 100 juta orang kebanjiran di akhir abad. Ditambah dengan kenaikan air laut, maka jumlahnya bisa mencapai 400 juta. Ini bukan dampak yang kecil; fenomenanya benar-benar terjadi dan akan membahayakan masyarakat pesisir," kata Andrew Shepherd, peneliti dari University of Leeds dalam sebuah pernyataan. 

Shepherd merupakan satu dari 96 ilmuwan kutub internasional yang bergabung dengan lembaga pemerintah--termasuk NASA's Jet Propulsion Lab dan European Space Agency--untuk menciptakan Ice Sheet Mass Balance Intercomparison Exercise (IMBIE). 

Para peneliti mempelajari 26 survei berbeda untuk menghitung perubahan lapisan es antara 1992 hingga 2018--menilai data dari 11 misi satelit berbeda yang mengukur perubahan volume es, aliran, dan gravitasi.

Tim peneliti menggunakan model iklim wilayah dan hasilnya menunjukkan bagaimana hilangnya setengah es disebabkan oleh peningkatan suhu udara. Sementara itu, setengah lainnya hilang akibat peningkatan aliran gletser dan kenaikan suhu lautan. 
Sejak 1992, Greenland telah kehilangan 3,8 triliun ton es--cukup untuk menyebabkan kenaikan permukaan laut hingga 10,6 milimeter.

Dan dalam dekade terakhir, jumlah es yang mencair meningkat dari 33 miliar ton pada 1990-an menjadi 254 miliar ton. 

Greenland menyimpan cukup air untuk meningkatkan permukaan laut hingga 7,4 meter (24 kaki). Pada 2100, Intergovernmental Panel on Climate Change memprediksikan bahwa permukaan laut dunia akan meningkat sebanyak 70 sentimeter dan Greenland menyumbang sekitar 5-16 sentimeter.


 Meteorit dari Mars yang berusia 4 miliar tahun memiliki molekul organik yang mengandung nitrogen, menyatakan bahwa Planet Merah ini mungkin pernah menjadi rumah bagi awal kehidupan.

Meteorit Allan Hills (ALH) 840001—dinamai sesuai dengan wilayah Antartika tempat ia ditemukan pada 1984—mengandung mineral karbonat berwarna oranye yang kemungkinan diendapkan dari cairan asin di Mars miliaran tahun lalu.

Asteroid itu sendiri diduga terlontar dari permukaan Mars sekitar 15 juta tahun lalu, membawa serta organik mengandung nitrogen yang ditemukan dalam minera karbonat. Mineral seperti itu dapat merekam lingkungan air paling awal di Mars—termasuk nitrogen yang merupakan elemen penting pada semua kehidupan di Bumi, juga protein, DNA, serta RNA.

Penemuan yang dipublikasikan pada Nature Communications ini menyatakan bahwa kehidupan awal di Mars sangat basah dan kemungkinan mengandung material organik—membuatnya berpotensi untuk ditinggali.

Studi terbaru yang menganalisis batuan sedimen dan meteorit menghadirkan bukti serupa dan ekspedisi sebelumnya juga telah menemukan belerang dan hidrokarbon yang mengandung klorin. Namun, hanya sedikit yang diketahui tentang asal usul, evolusi, dan apakah senyawa ini bermain penting dalam kehidupan biologis.

Pengujian ALH sebelumnya terkontaminasi salju dan es Antartika sehingga sulit untuk menentukan kandunga meteorit tersebut. Untuk mengimbanginya, tim peneliti dari Earth-Life Science Institute di Tokyo Institute, serta Institute of Space and Astronautical Science di Japan’s Aerospace Exploration Agency, menggunakan pita perak untuk mencabut butiran kecil karbonat dari meteor..


Sebuah mikroskop elektron kemudian digunakan untuk mendeteksi keberadaan nitrogen dan menentukan bahan kimia dan senyawa yang berkaitan. Itu lalu dibandingkan dengan mineral beku yang tidak mengandung nitrogen.

Tim peneliti mengatakan mereka yakin telah menemukan kandungan nitrogen yang terawetkan dalam karbonat—menunjukkan bahwa Mars mungkin "mirip Bumi" sebelum menjadi Planet Merah.

Kini, permukaan Mars terlalu kasar bagi beberapa organisme untuk bertahan hidup. Namun, para ilmuwan percaya bahwa senyawa organik masih tersimpan di permukaan Mars selama miliaran tahun, seperti yang terjadi pada ALH 84001.

Penemuan ini membuka lebih banyak tentang potensi kehidupan awal di Mars: dari mana nitrogen ini berasal?

“Ada dua kemungkinan: entah dari luar Mars atau terbentuk sendiri di Mars. Di awal sejarah Tata Surya, Mars kemungkinan dihujani sejumlah besar bahan organik, misalnya dari meteorit yang kaya karbon, komet, dan partikel debu. Beberapa dari mereka mungkin telah larut dalam air garam dan kemudian terperangkap di dalam karbonat,” papar Atsuko Kobayashi, ilmuwan dari Earth-Life Science Institute (ELSI) di Tokyo Institute of Technology.


 

Spesies lebah super langka yang tidak pernah terlihat selama hampir satu abad tiba-tiba muncul kembali. Spesies yang dianggap sudah punah ini telah ditemukan kembali oleh seorang peneliti serangga di Australia.

Lebah "bertopeng" yang sangat langka ini, yang dikenal sebagai Pharohylaeus lactiferus, berasal dari Australia dan merupakan satu-satunya spesies dalam genus Pharohylaeus. Ukurannya mirip dengan lebah madu Eropa invasif (Apis mellifera). Sebelumnya hanya ada enam individu dari spesies Pharohylaeus lactiferus yang telah diidentifikasi di Australia dan terakhir dilaporkan pada tahun 1923.

Setelah hampir 100 tahun berselang hilang tak ada kabar dan dianggap sudah punah, akhirnya baru-baru ini lebah tersebut ditemukan kembali oleh James Dorey, seorang kandidat doktor di Universitas Flinders. Lebah itu Dorey temukan saat dirinya sedang menyelesaikan penelitian lapangan di negara bagian Queensland.
Dorey kemudian melakukan survei yang lebih besar di Queensland dan New South Wales yang ia tujukan khusus untuk menelusuri keberadaan P. lactiferus. "Saya tidak pernah mengira akan menemukannya," kata Dorey seperti dikutip dari Live Science. "Tapi kami telah menangkap lebah itu berkali-kali lebih banyak sekarang daripada yang kita lakukan saat itu."


Penemuan kembali P. lactiferus merupakan sebuah kebetulan yang menyenangkan bagi Dorey. "Mengetahui bahwa P. lactiferus tidak pernah ditemukan begitu lama lantas saya terus mengawasi lebah itu dan mengikutinya ke arah pantai," kata Dorey. "Begitu saya berhasil menemukan spesimen pertama, saya memiliki tempat untuk memulai dan kesempatan untuk mencari lebih banyak lagi (spesimen lainnya)."

Setelah penemuan itu, Dorey menghabiskan waktu lima bulan untuk mensurvei 245 situs di Queensland dan New South Wales untuk mencari lebih banyak lebah bertopeng itu. Dorey memfokuskan upayanya pada tanaman berbunga tertentu yang mirip dengan tanaman tempat dia menemukan individu pertama. Pengambilan sampel melibatkan kombinasi dari pengamatan bunga untuk melihat apakah lebah mengunjungi mereka dan penangkapan dengan jaring kupu-kupu di atas bunga.

Survei tersebut mengungkapkan adanya tiga populasi lebah bertopeng yang terisolasi secara geografis di sepanjang pantai timur Australia. Setiap populasi hidup di petak-petak hutan hujan tropis dan subtropis dengan tipe vegetasi tertentu. Dorey berpendapat bahwa lebah ini sangat bergantung pada pohon firewheel (Stenocarpus sinuatus) dan pohon api illawarra (Brachychiton acerifolius).
Survei tersebut telah mengidentifikasi lebih banyak individu P. lactiferus daripada sebelumnya. Tetapi karena catatan sejarah yang buruk, tidak ada cara untuk mengetahui apakah populasi lebah bertopeng telah meningkat atau menurun dari waktu ke waktu, menurut Dorey.

Meskipun lebah dapat hidup dalam populasi yang terisolasi karena mereka sangat menyukai habitat tertentu, Dorey menduga bahwa penggundulan hutan dan kebakaran hutan yang semakin parah dan banyak juga dapat berperan dalam isolasi mereka.

“Di mana lebah-lebah ini ditemukan, tipe hutan hujan itu telah mengalami perusakan habitat dan fragmentasi,” kata Dorey. "Ini berarti bahwa habitat ini sudah jadi lebih sedikit," dan itu membuat "lebih sulit bagi [lebah] untuk berpindah di antara apa yang tersisa."

Penelitian Dorey tentang lebah menunjukkan bahwa penggundulan hutan dan kebakaran hutan menempatkan spesies tersebut berada pada risiko kepunahan, untuk selamanya.


Perjuangan atas warisan Blackbeard berlangsung sejak ia terbunuh di perairan pesisir Calorina Utara ratusan tahun lalu.
Queen Anne's Revenge kandas pada 1718 di lepas pantai Beaufort. Bangkai kapal itu ditemukan pada 1996 oleh perusahaan swasta yang berbasis di Palm Bay, Florida bernama Intersal Inc. 

Negara bagian Carolina Utara dan Intersal membuat kesepakatan pada 1998 dengan keputusan bahwa perusahaan itu berhak untuk mengambil foto dan video dari bangkai kapal Blackbeard dan dilindungi hak cipta. Sementara itu, penyelam dari North Carolina Department of Natural and Cultural Resources mulai mengekskavasi bangkai kapal tersebut.

Perselisihan tentah hak kekayaan intelektual pun terjadi. Akan tetapi ketidaksepakatan itu diselesaikan pada 2013 dengan aturan baru yang melibatkan negara bagian, Intersal, dan Nautilus Productions dari Fayettevile yang telah membuat video dan foto dari situs dan artefak yang telah ditemukan.

Tetapi pada 2015, Badan Legislatif Negara Bagian Carolina Utara mengeluarkan undang-undang bahwa semua gambar terkait dengan penggalian Queen Anne's Revenge secara otomatis milik negara.

Intersal dan Nautilus Production mengajukan gugatan. Sementara itu, tidak ada pekerjaan penggalian yang dilakukan di lokasi bangkai kapal sejak 2015.

Otoritas negara bagian Carolina Utara mengonfirmasi pada 2011 bahwa kapal karam di lepas pantai dari kota kecil Beaufort itu memang Queen Anne's Revenge. Kapal itu kandas di gundukan pasir dekat Beaufort pada 1718, sembilan tahun setelah kota itu didirikan. Blackbeard dan krunya meninggalkan kapal dan selamat.


Selama 15 tahun, North Carolina Departmen of Cultural Resources menekankan bahwa bangkai kapal yang ditemukan pada 1995 itu "dianggap sebagai" Queen Anne's Revenge.

Setelah meninjau bukti secara komprehensif, mereka menyatakan pada 2011 bahwa bangkai kapal itu yang dilayari oleh bajak laut paling terkenal sepanjang sejarah. 
Ada dua alasan utama menurut Calire Aubel, koordinator hubungan masyarakat dari North Carolina Maritime Museum. Yakni besarnya bangkai kapal dan banyaknya senjata yang ditemukan di puing-puing.

Tidak ada kapal lain sebesar Queen Anne's Revenge yang diketahui berada di sana saat itu. Kapal bajak laut juga akan dipersenjatai dengan baik, katanya.


Sejak 1997, artefak utama yang ditemukan diantaranya adalah:

Timbangan apoteker yang dicap dengan fleurs-de-lis, simbol kerajaan Prancis abad ke-18. Menurut laman National Geographic, Queen Anne's Revenge sebenarnya adalah bekas kapal Prancis bernama Le Concorde yang dirampas oleh Blackbeard pada 1717. Dia juga memaksa ahli bedah Le Concorde untuk bergabung dengan kru bajak lautnya.

Kemudian sejumlah kecil emas yang ditemukan di antara peluru timah. Para arkeolog berpikir seorang awak Prancis mungkin telah menyembunyikan emas dalam tong peluru untuk menyembunyikannya dari bajak laut Blackbeard.
Lalu, ditemukan juga lonceng yang terukir angka tahun 1705.


Naga merupakan makhluk mitologi yang melegenda hampir di seluruh penjuru dunia. Kehadirannya masih menjadi teka-teki besar dalam kehidupan di bumi. Masing-masing negara di dunia telah memiliki kepercayaan terhadap naga, dalam versinya sendiri. Indonesia, sejatinya juga memiliki sosok naga yang menjadi mitologi. Naga tersebut bernama Sang Hyang Antaboga (orang Jawa menyebutnya Ontobugo).
Bagi masyarakat Jawa dan Bali, kisah Antaboga telah diturunkan dari generasi ke generasi dengan kisah yang sama, yang diambil dari kisah pewayangan. Kesamaan kepercayaan dan kisah tentang Antaboga di Jawa dan Bali dikarenakan kesamaan kepercayaan masyarakatnya pada era berkembangnya ajaran Hindu-Buddha di Nusantara.

Dani Akbar Rizaldi dalam tesisnya berjudul Perancangan Informasi Mengenai Tokoh Sang Hyang Antaboga Melalui Media Komik, pada 2018, menjelaskan tentang seluk beluk Sang Hyang Antaboga. "Antaboga merupakan perwujudan naga dalam mitologi pewayangan Jawa" tulisnya. Sang Hyang Antaboga merupakan salah satu tokoh dengan wujud naga dan memiliki sejumlah kekuatan, salah satunya yaitu menghidupkan kembali jasad yang telah mati.
"Pada kisah pewayangan, Antaboga digambarkan hidup di tempat bernama Saptapralata atau tujuh lapis bumi yang berada di dalam tanah" tambahnya. Ia juga memiliki istri bernama Dewi Supreti yang juga berwujud naga. Dari sanalah kemudian ia memiliki keturunan dan anak-anak. 

Antaboga memiliki dua anak, bernama Bambang Naga Tatmala dan Dewi Nagagini. Jacob Stolworthy dalam artikelnya berjudul J.K. Rowling says she left one major clue about Nagini's backstory in 'Harry Potter,' long before 'Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald', pada tahun 2019, menjelaskan tentang tokoh Nagini.

"Nagini terinspirasi dari Naga di Indonesia, yang kadang digambarkan dengan sayap, kadang manusia setengah ular" tulisnya. Nagini merupakan salah satu tokoh dalam film sohor, Fantastic Beast, yang merupakan sekuel dari film Harry Potter. Nagini merupakan tokoh yang terinspirasi dari Dewi Nagagini, anak dari Antaboga.


Kepercayaan Jawa terhadap naga, sebenarnya tidak hanya digambarkan pada sosok Antaboga. Sebelum kemunculannya, dalam relief peninggalan Majapahit juga muncul penggambaran wujud naga. Relief Nagaraja Anuhut Surya ditemukan pada candi Sawentar, Blitar, berangka tahun 1396 M.

Objek memvisualisasi seekor naga sedang memakan matahari. Menurut para arkeolog, objek tersebut menggambarkan masa kelam Majapahit. Surya atau matahari, adalah lambang dari Majapahit. Surya yang dimakan oleh Nagaraja, Mengisahkan keruntuhan kerajaan Majapahit.

Kepercayaan naga kemudian terus berkembang hingga dianggap sebagai sosok dewa. "Bagi masyarakat Jawa, Antaboga adalah dewa penyangga bumi" tulis Marsudi dalam jurnalnya yang berjudul Bangkitnya Tradisi Neo-Megalitik di Gunung Arjuna, publikasi tahun 2015.

Mitologi yang berkembang, mendorong masyarakat Jawa mempercayai adanya gua Antaboga, yang berada di Gunung Arjuna. Mereka percaya bahwa para peziarah lelaku (tirakat atau ziarah) yang datang ke situs gua Antaboga, maka mereka akan ditemui oleh ular raksasa (naga) yang dipercaya adalah sosok Antaboga.


Masyarakat Jawa kemudian telah mengaplikasikan Antaboga pada ornamen maupun ukiran hiasan. Umumnya ia akan muncul pada hiasan gong sebagai simbol naga Jawa. Peninggalan benda-benda kuno juga umumnya dihiasi sosok naga jawa, seperti keris, pintu candi, hingga ornamen-ornamen bernuansa Jawa. 

Beberapa keris yang menggambarkan dirinya ialah keris Naga Runting, keris Naga Ransang, keris Naga Sasra dan lain sebagainya. Begitu juga dengan masyarakat Bali, mereka selalu menyertakan patung Antaboga pada bagian depan rumahnya, atau vihara tempat mereka sembahyang. 







 


 Ahli paleontologi di Argentina telah menemukan rahang fosil spesies kelelawar punah (Desmodus draculae) di dalam liang kuno sloth raksasa.

Fosil baru Desmodus draculae itu berusia 100.000 tahun yang hidup pada zaman epos pleistosen Akhir.

“Rahang Desmodus draculae ditemukan di dalam gua atau liang dengan diameter 1,2 m (3,9 kaki) yang dikaitkan dengan sloth raksasa dari keluarga Mylodontidae, seperti Scelidotherium,” kata Dr. Daniel Tassara, ahli paleontologi di Museo Municipal de Ciencias.

Peneliti belum mengetahui tujuan kelelawar vampir ini memasuki gua. "Kami tidak tahu apakah vampir ini memasuki gua untuk memberi makan, berlindung, atau memangsa hewan lain," sambungnya.

Dikutip dari Science Alert, Desmodus draculae adalah spesies kelelawar berhidung daun yang telah punah yang menghuni Amerika Tengah dan Selatan dari zaman pleistosen hingga zaman holosen awal.

Desmodus draculae juga merupakan mamalia terbang raksasa terakhir yang punah selama periode kolonial, sekitar tahun 1820. Peneliti makalah yang diterbitkan di jurnal Ameghiniana memprediksi bahwa kepunahan hewan ini sebagai konsekuensi dari zaman es kecil yakni iklim yang semakin tidak ramah.


Penemuan tulang rahang spesies Desmodus draculae yang ditemukan di sebuah gua di Argentina ini memberikan beberapa petunjuk mengapa kelelawar ini akhirnya punah.

Kelelawar yang hidup saat ini sangat beragam. Hewan itu menguasai sekitar 20 persen dari semua spesies mamalia yang dikenal, setelah jumlahnya meledak ke tempat kejadian sekitar 50 juta tahun lalu.

Namun sayangnya, catatan fosil kelelawar terkenal buruk dan tidak merata. Artinya, setiap penemuan berharga karena membantu mengisi kesenjangan dalam sejarah hewan ini. 

"Mereka adalah satu-satunya keluarga kelelawar di dunia yang membangkitkan rasa ingin tahu, pasalnya nama mereka berasal dari legenda Transylvania dan Count Dracula yang menyeramkan,” kata ahli Dr. Mariano Magnussen, ahli paleontologi di Museo de Ciencias Naturales de Miramar.
Meski demikian, pada kenyataannya mereka adalah hewan damai yang memakan darah hewan, dan terkadang manusia, selama beberapa menit tanpa menimbulkan ketidaknyamanan.

“Satu-satunya hal buruk adalah mereka dapat menularkan rabies atau penyakit lain jika mereka terinfeksi. Tentunya perwakilan prasejarah mereka memiliki perilaku yang sama,” sambungnya.

Desmodus draculae memiliki lebar sayap hingga 50 cm dan massa tubuh 60 g. Hal ini menjadikannya kelelawar vampir terbesar yang diketahui sepanjang masa. Itu milik subfamili Desmodontinae (kelelawar vampir), yang juga mencakup tiga spesies yang punah dan tiga spesies yang masih hidup.

“Ukuran Desmodus draculae lebih besar dari keyboard komputer dan secara signifikan lebih besar dari kerabatnya yang masih hidup,” kata Dr. Santiago Brizuela, ahli paleontologi di Universidad Nacional de Mar del Plata dan CONICET.

Sumber makanan Desmodus draculae dan kelelawar vampir lainnya adalah darah, suatu sifat makanan yang disebut hematophagy.


Serangkaian lima jejak tangan dan lima jejak kaki simetris ditemukan di desa Quesang, sekitar 80 km barat laut Lhasa di Tibet, di anak sungai Xiong Qu. Jejak-jejak tersebut berasal dari antara 169.000 dan 226.000 tahun yang lalu (periode Pleistosen tengah) dan mungkin merupakan karya seni tertua. Hasil temuan tersebut telah dirincikan dan dipublikasikan di jurnal Science Bulletin baru-baru ini.

Temuan tersebut, menurut peneliti, tampaknya sengaja ditempatkan di permukaan travertine lunak, batu kapur air tawar yang diendapkan oleh air dari mata air panas yang sekarang tidak aktif. Saat travertine mengalami lithifikasi atau proses dimana sedimen baru yang terurair perlaha-lahan berubah menjadi batuan sedimen, jejak tersebut terawetkan.

Untuk diketahui, travertine merupakan salah satu bentuk batu kapur yang didepositkan oleh mata air mineral, terutama air panas. Batu alam ini dibentuk oleh alam melalui proses pengendapan kalsium karbonat. Travertine kerap ditemui di mulut sumber air panas atau di gua kapur.

“Pertanyaannya adalah: Apa artinya ini? Bagaimana kita menafsirkan cetakan ini? Mereka jelas tidak sengaja ditempatkan, ”kata rekan penulis Thomas Urban, seorang peneliti di Department of Classics di Cornell University kepada Cornell Chronicle.

Urban mengatakan, sisi yang menarik dari temuan tersebut adalah jejak tersebut sangat tua dan bisa jadi karya seni tertua yang diketahui hingga saat ini. “Tidak ada penjelasan utilitarian untuk ini. Jadi, apa itu? Sudut pandang saya adalah, dapatkah kita menganggap ini sebagai perilaku artistik, perilaku kreatif, sesuatu yang sangat manusiawi," katanya.

Menurut peneliti, berdasarkan ukuran jejak tangan dan kaki, para peneliti mengusulkan bahwa dua pembuat jejak terlibat dan kemungkinan besar adalah anak-anak. “Fakta bahwa panel tersebut menyertakan sidik jari memberikan satu petunjuk,” kata para peneliti.
Meski demikian, faktanya, sidik jari jarang menjadi catatan manusia meski jejak kaki banyak ditemukan. "Kehadiran mereka menghubungkan panel Tibet dengan tradisi seni parietal — yaitu seni yang tidak bergerak — yang ditandai dengan stensil tangan di dinding gua," jelas peneliti.

Para ilmuwan berhipotesis bahwa anak yang membuat jejak kaki itu berusia sekitar 7 tahun dan anak yang membuat sidik jari berusia sekitar 12 tahun.

"Penemuan luar biasa ini menambah badan penelitian yang mengidentifikasi anak-anak sebagai beberapa seniman paling awal dalam genus Homo," kata para peneliti.
Namun, yang lebih penting daripada usia para seniman adalah pertanyaan tentang spesies mereka. Apakah mereka Homo sapiens atau Hominin yang sudah punah? Satu teori, yang didukung oleh sisa-sisa kerangka yang baru-baru ini ditemukan di Dataran Tinggi Tibet, menyatakan bahwa mereka adalah orang Denisovan.

Seni parietal tertua saat ini diketahui dari daerah Sulawesi yang berusia 39.900 dan 43.900 tahun yang lalu dan juga yang paling tua diketahui menggunakan motif tangan. Lukisan tersebut berupa figuratif babi dengan kutil di tubuhnya, bersama dengan dua tangan yang diperkirakan berusia lebih muda sekitar 17.000 tahun berdasarkan laporan di Science Advances.



Selain lukisan figuratif babi berkutil dengan dua tangan manusia, di dekatnya juga terdapat dua hingga tiga sosok babi serupa yang samar akibat pengelupasan dinding gua. Ketiga sosok babi tersebut diduga posisinya saling berhadapan.

Dengan temuan baru ini yang berasal dari antara 169.000 dan 226.000 tahun yang lalu, jejak-jejak itu mungkin adalah karya seni tertua yang diketahui. "Bukti dari Tibet dengan jelas menunjukkan asal yang lebih tua dari seni parietal (yang diketahui) di dunia,” kata peneliti.
 

Di balik suara gema dan kata narsis yang sering kita gunakan saat ini ternyata memiliki kisah menyedihkan. Alkisah dari mitos Yunani, Echo dikisahkan sebagai peri (nimfa) gunung yang kemampuannya berbicara dikutuk, membuatnya hanya bisa mengulangi kata-kata terakhir yang diucapkan kepadanya.

Sampai ketika, salah satu peri teman  Echo bernama Artemis menjalin perselingkuhan dengan Zeus, sang Dewa Penguasa Yunani. Hubungan cinta terlarang itu selalu mereka adakan di sebuah tempat rahasia di dalam hutan. Namun lambat laun kisah perselingkuhan peri dengan Raja terdengar sampai ke telinga Hera, istri dewa Zeus. Saat tahu, ia murka dan langsung mencari keberadaan peri yang menggoda suaminya tersebut.

Menurut Ovid, penyair Romawi kuno yang hebat, Echo diberi tugas menghibur dan mengalihkan perhatian istrinya, Hera, dan mencegah Zeus menemukan petualangan erotisnya bersama peri lain.

Hukuman Gema

Echo populer di kalangan nimfa. Tetapi tidak disukai oleh Hera, yang dikenal karena sifat cemburu dan pendendamnya menjadi curiga dan marah pada Echo, mengira Echo sebagai objek kasih sayang vulgar Zeus. Sadar akan hubungan cinta suaminya, terutama dengan bidadari cantik, dia mengutuk Echo yang tidak berperan sama sekali dalam hubungan intim Zeus.

"Nona muda, celotehmu telah membuatmu masuk, dan kamu akan dihukum karenanya! Mulai saat ini, satu-satunya kata yang bisa kamu ucapkan adalah kata-kata yang pertama kali diucapkan orang lain kepadamu," kata marah Hera.

Dia menghukum Echo karena mengganggu rencananya. Dibebani dengan hukuman yang mengerikan, Echo kehilangan hak istimewanya untuk berbicara tentang dirinya lagi dan hanya bisa mengulangi kata-kata terakhir orang lain.

Narcissus Menjadi Pemuda Tinggi Hati

Pemuda manusia yang dingin, sombong, dan tampan. Narcissus tidak mencintai siapa pun dan selalu menganggap dirinya layak untuk dicintai. Dia tersesat sekali di hutan lebat saat berburu, dan nimfa Echo secara tidak sengaja melihatnya. Echo jatuh cinta padanya, tetapi dia mengikuti anak laki-laki itu dan menunggunya berbicara lebih dulu karena kutukan itu. Narcissus melihat sekeliling untuk mencari teman-temannya, tidak tahu ke mana harus pergi, dan berteriak:


"Hei, siapa di sini?"
"Di Sini!" Balasan Echo keras.

Seorang nimfa mengulurkan tangannya dan bergegas ke Narcissus. Dia melihatnya, tetapi dengan bangga dan egois seperti biasanya, Narcissus langsung mendorongnya menjauh dan menghilang ke dalam hutan yang gelap. Dia menolak cinta semua orang. Banyak bidadari dibuat tidak senang dengan harga dirinya. Kali ini, dia memutuskan dia lebih baik mati sebelum membiarkan peri memilikinya dan mendorongnya pergi.

Echo bersembunyi di sebuah gua di hutan tak tertembus yang menderita karena cinta Narcissus. Dia mulai kurus karena kelaparan tanpa makan dan tidur sampai tubuhnya layu seluruhnya menjadi debu, hanya menyisakan suaranya.

Nemesis Menghukum Narcissus Jatuh Cinta Dengan Bayangan Sendiri

Kemudian, dewi balas dendam, Nemesis, memutuskan untuk menghukum Narcissus atas perilakunya. Dia membawanya ke kolam, di mana dia melihat bayangannya dan jatuh cinta padanya. Dia menolak untuk meninggalkan bayangan dirinya sendiri dan, seperti Echo, dia mati kelaparan, tetapi sebelum itu terjadi, dia berteriak: "Selamat tinggal, anak tersayang, sia-sia." Suara gema mengulangi ratapan dari gua, Narcissus akhirnya mati. 

Bahaya Cinta Diri yang Berlebihan

Dalam mitos, air bertindak sebagai cermin, mencerminkan keadaan pikiran Narcissus dan apa yang terjadi di sekitarnya. Ini menjadi tenang, kemudian menjadi berawan, dan akhirnya menghilang.

Mitos Yunani yang indah ini menunjukkan berbagai aspek alam. Nimfa Echo menjadi pengulangan suara, dan Narcissus melambangkan kemandirian, narsisme, dan kesombongan.

Echo dan Narcissus keduanya meninggal karena cinta yang tidak terpenuhi. Mereka menjadi terobsesi dengan cinta mereka, bahwa mereka berhenti mengurus diri mereka sendiri dan harus mati. Ada juga pesan moral dari cerita ini. Kematian dan transformasi Narcissus menunjukkan bahaya cinta diri yang berlebihan yang juga bisa menjadi obsesif diri dan disebut narsisme.

Mitos menunjukkan perilaku semacam ini dengan tepat, dan individu dengan gangguan kepribadian narsistik memiliki rasa penting diri yang mengesankan. Mereka mencari kekaguman tak terbatas dari orang lain dan berfantasi tentang kesuksesan atau kekuasaan yang berkelanjutan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terdapat lema "narsistik", yang bermakna kepedulian yang berlebihan pada diri sendiri yang ditandai dengan adanya sikap arogan, percaya diri, dan egois.


Apa yang disantap para penarung Romawi masa lalu? Kentang dan daging? Bukan.

Berdasarkan analisis temuan belulang di situs makam kuno di Efesus—yang dahulu merupakan ibukota provinsi Roma di Asia— tim antropolog mengungkapkan, sehari-hari makanan pokok gladiator adalah kacang-kacangan dan gandum.

Yang diminum gladiator juga menarik, yaitu suatu minuman yang terbuat dari air abu tumbuhan, yang bertujuan memperkuat tubuh setelah mengerahkan banyak tenaga fisik serta membantu penyembuhan tulang lebih baik.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam artikel di PLoS One. Penelitian menggunakan metode spektroskopi —metode satu ini sudah banyak dipakai di bioarkeologi— untuk mengukur tingkat unsur karbon (C), nitrogen (N), dan sulfur (S) di dalam tulang gladiator; juga melacak mineral-mineral anorganik dengan spesifik menentukan rasio stronsium (Sr) yang merupakan unsur kimia yang ditemukan pada abu, dengan kalsium (Ca).

Laporan mereka juga menyebutkan, analisis perbandingan isotop yang tetap (C, N, S) dari kolagen tulang tersebut bisa mengungkap informasi penting mengenai gizi, sejarah hidup, dan migrasi populasi di zaman lampau.

Pola makan mereka rupanya tidak begitu berbeda dengan populasi secara umum, kata peneliti. Misalnya, sama seperti yang sekarang kita lakukan, mengonsumsi magnesium dan kalsium setelah aktivitas fisik.

Penelitian ini berpotensi melengkapi gambar pemahaman yang lebih komprehensif tentang pola makan kuno.

Raut planet kita tidak selalu sama sejak awal ia layak untuk dihidupi makhluk. Lempengan-lempengannya terus bergerak hingga hari ini dalam waktu yang sangat lambat, serta tak jarang juga terjadi patahan dan tumbukkan benua.

Patahan membuat pulau atau benua jadi terpisah dari induknya, sedangkan tumbukkan menghasilkan benua besar dan di area tumbukkan itu menjadi pegunungan yang menjulang. Misalnya, India pada masa purba bergabung dengan Afrika yang lambat laun berpisah dan akhirnya mendekati Eurasia dan menabraknya hingga menciptakan pegunungan Himalaya. Everest adalah gunung tertinggi di dunia yang muncul akibat aktivitas geologis ini.

Setidaknya, para ilmuwan mengetahui ada dua kali dalam sejarah planet kita memiliki jajaran gunung kuno yang menjulang setinggi Himalaya dan membentang hingga 8.000 kilometer di seluruh super benua. Para geolog menyebutnya sebagai "gunung-gunung super" dan memainkan peran penting dalam evolusi kehidupan awal bumi.

"Tidak ada yang seperti dua gunung super ini saat ini," ujar Ziyi Zhu, seorang mahasiswa pascadoktoral di the Australian National University yang menulis makalah terbarunya bersama tim tentang penjelasan pegunungan super di masa lalu.

"Bukan hanya ketinggiannya—jika Anda bisa membayangkan Himalaya sepanjang 1.500 mil (2.414 kilometer) tiga atau empat kali dipanjangkan, Anda mendapatkan gambaran terkait skalanya," lanjutnya dalam rilis.

Makalah mereka diterbitkan di jurnal Earth and Planetary Science Letters edisi 15 Februari. Makalah itu berjudul "The temporal distribution of Earth's supermountains and their potential link to the rise of atmospheric oxygen and biological evolution".

"Kami menyebut contoh pertama Gunung Super Nuna. Itu bertepatan dengan kemungkinan eukariota, organisme yang kemudian memunculkan tumbuhan dan hewan," jelasnya.

Nama gunung itu diambil dari nama benua super Nuna atau Columbia yang pernah ada sekitar 1,8 sampai 1,5 miliar tahun silam, atau era Paleoproterozoikum. Benua super ini berbeda dengan benua super Pangea yang terbentuk 300 juta tahun lalu antara era Paleozoikum dan Mesozoikum.

"Yang kedua, yang dikenal sebagai Gunung Super Transgondwana, bertepatan dengan kemunculan hewan besar pertama 575 juta tahun lalu dan ledakan Kambrium 45 juta tahun kemudian, ketika sebagian besar kelompok hewan muncul dalam catatan fosil," lanjut Zhu.

Para peneliti percaya bahwa ketika gunung ini terkikis seiring berubahnya lempengan, sejumlah besar nutrisi terbuang ke laut seperti fosfor dan besi. Nutrisi ini mempercepat produksi energi dan mendorong evolusi secara besar-besaran, tulis mereka.

Temuan ini didapatkan dari pengumpulan sejarah pegunungan bumi dan mempelajari mineral yang ditinggalkan oleh puncak-puncaknya. Mineral itu seperti kristal zirkon yang terbentuk di bawah tekanan tinggi jauh di bawah pegunungan yang berat, dan dapat bertahan lama walau gunung induknya lenyap. Setiap butir zirkon inilah yang mengungkap kapan kerak bumi dan mineralnya terbentuk.

"Yang menakjubkan adalah seluruh catatan pembentukan gunung lewat waktu yang sangat jelas. Ini menunjukkan dua tonjolan tajam besar ini: satu terkait dengan munculnya hewan dan yang lainnya dengan munculnya sel-sel besar yang kompleks," terang Jochen Brocks, rekan peneliti dan profesor di Research School of Earth Sciences, Australian National University.




 

Hamad, Raksasa Dubai

Posted by BaronNight On 12:35 AM 0 comments


Tiap anak yang bermain di pantai biasanya menuliskan namanya di pasir, dan tak lama kemudian tulisan itu terhapus oleh air laut. Namun tidak demikian dengan seorang tua yang kekanak kanakan yaitu Miliarder 63 tahun syekh Bin Hamad Hamdan Al Nahyan telah mengukir namanya HAMAD di pasir pulau pribadinya, Al Futaisi di Abu Dhabi Uni Emirat Arab, dengan huruf-huruf yang sangat besar, hingga terlihat dari angkasa. Huruf-huruf ini tingginya  1.000 meter (0,6 mil) dan lebarnyai 3,2 KM (2 mil).



Huruf-huruf ini digali begitu dalam dan membentuk sebuah jalur air buatan ketika terisi oleh air laut pasang. Sebagai anggota keluarga kaya raya penguasa negeri emas hitam, Hamad juga membangun sebuah piramida untuk garasi 200 mobil pribadinya. Tidak hanya itu, dia juga membangun truk terbesar di dunia, cukup besar untuk membangun empat kamar tidur di kabin. Dan tak ketinggalan, dia memiliki rumah mobil berbentuk seperti Bumi, yang ukurannya tepat satu per sejuta ukuran bumi ...


 Tak perlu dikatakan, Hamad tidak menggali namanya dengan ember dan sekop yang dia gunakan sendiri. Dia mengerahkan tim pekerja-Nya yang butuh waktu seminggu untuk menyelesaikannya. Dan menurut beberapa sumber, biaya yang harus dia bayar hanya untuk membuat namanya terlihat dari angkasa adalah sekitar 22 miliar dollar amerika..

Anda dapat melihat tulisan "Hamad" ini dengan mengetikkan koordinat "24,3442, 54,3255" ke Google Earth atau Google Maps.

Ossuary Sedlec adalah kapel Katolik Romawi kecil, terletak di bawah Church Cemetery of All Saints di Sedlec, pinggiran Kutná Hora di Republik Ceko. Osuarium tersebut diperkirakan berisi kerangka dari sekitar 40.000 orang, yang tulang-tulangnya secara artistik disusun sejak 1870 dan seterusnya oleh pemahat kayu Ceko dengan nama Frantisek etak.

Tulang-tulang dari 40.000 - 70.000 manusia yang telah disusun untuk membentuk dekorasi kapel, yang katanya sangat artistik, tapi ini artistik yg menyeramkan bahkan gila!

Osuarium ini adalah salah satu tempat wisata yang paling banyak dikunjungi di Republik Ceko, menarik lebih dari 200.000 pengunjung setiap tahun. Di bawah ini Anda akan menemukan gambar dari tempat unik ini bersama dengan sejarahnya.

Osuarium adalah kuburan, bangunan, sumur, atau situs yang dibuat sebagai tempat peristirahatan terakhir dari sisa-sisa kerangka manusia. Mereka sering digunakan disaat lahan pekuburan langka.

Jasad mayat pertama kali dimakamkan di kuburan sementara, lalu setelah beberapa tahun sisa-sisa kerangka dipindahkan dan ditempatkan dalam sebuah osuarium. Penggunaan lahan tentu saja dapat dihemat oleh sebuah osuarium karena menyimpan sisa-sisa banyak kerangka dalam sebuah makam/bangunan tunggal bukan satu kerangka satu peti mati atau satu tempat kubur.


Selain Ossuary Sedlec, ada banyak contoh dari osuarium yang ditemukan di Eropa seperti: Santa Maria della Concezione dei Cappuccini di Roma, Italia, San Bernardino alle Ossa di Milan, Italia, Kapel Tengkorak di Czermna di Lower Silesia , Polandia, dan Capela dos Ossos (Kapel tulang) di kota Évora, di Portugal.

Desa Wamba di provinsi Valladolid, Spanyol memiliki sebuah osuarium yang mengesankan. Lebih dari seribu tengkorak di dalam gereja lokal, berasal dari abad 12 hingga abad 18. Contoh terbaru adalah ossuary Douaumont di Perancis yang berisi sisa-sisa lebih dari 130.000 tentara Perancis dan Jerman yang gugur pada Pertempuran Verdun selama Perang Dunia I.


Sejarah dari Ossuary Sedlec

Pada tahun 1142 sebuah biara Cistercian didirikan di Sedlec. Salah satu tugas utama dari para biarawan adalah mengolah tanah dan lahan di sekitar biara. Tahun 1278 Raja Otakar II dari Bohemia mengirim Henry, kepala biara dari Sedlec, dalam misi diplomatik ke Tanah Suci. Ketika meninggalkan Jerusalem, Henry membawa bersamanya segenggam tanah dari Golgota yang kemudian ia taburkan di atas pemakaman di biara Sedlec.

Karena itu, pemakaman ini menjadi terkenal, tidak hanya di Bohemia tetapi juga di seluruh Eropa Tengah. Banyak orang kaya yang ingin dimakamkan di sini, dan tanah pemakaman diperluas selama epidemi yang terjadi di abad ke-14 (misalnya, tahun 1318 sekitar 30 000 orang dimakamkan di sini) dan juga selama perang Hussite pada kuartal pertama abad 15.

Setelah 1400 salah seorang biarawan mendirikan Gereja All Saints dalam gaya Gothic di tengah kuburan dan di bawahnya sebuah kapel dibangun untuk menyimpan tulang-tulang dari kuburan yang dibongkar (yaitu, osuarium tersebut). Tulang-tulang yang kita lihat kini, disusun dari tahun 1870 dan merupakan karya seorang pemahat kayu Czech dengan nama Frantisek etak.

Kreasi paling menarik oleh etak adalah lampu gantung di tengah nave berisi semua tulang dari tubuh manusia, dua monstrans samping altar utama, dan lambang dari keluarga bangsawan Schwarzenberg di sisi kiri kapel.





 

Bukti dari Panspermia Ditemukan?

Posted by BaronNight On 3:57 AM 0 comments

 

Para peneliti mengklaim bahwa sebuah meteorit yang hancur dan jatuh di Sri Lanka pada bulan Desember tahun lalu memberikan bukti adanya kehidupan extra-terrestrial. Sebuah penelitian bersama oleh para ilmuwan dari Inggris dan Sri Lanka mengumuman penemuan fosil ganggang dalam sampel meteorit besar, yang segera dikumpulkan setelah hancur dan jatuh di desa Araganwila di Sri Lanka pada tanggal 29 Desember 2012. Mereka telah menyimpulkan bahwa data tentang "fosil" diatom memberikan bukti kuat untuk mendukung teori cometary panspermia - yang mengusulkan bentuk kehidupan yang dapat bertahan dari efek ruang angkasa, seperti extremophiles, dapat terjebak dalam puing-puing yang terlempar ke luar angkasa setelah terjadinya tabrakan antara planet yang memiliki kehidupan dan obyek kecil dari Tata Surya. Artikel rinci yang berjudul Fossil Diatoms in a New Carbonaceous Meteorite, baru-baru ini diterbitkan dalam Journal of Cosmology.


Makalah penelitian ini mengklaim bahwa dalam gambar di atas "Kita jelas dapat mengidentifikasi obyek sebagai sebuah diatom dari mikrostruktur dan morfologi yang kompleks dan sangat teratur, struktur yang tidak dapat dihasilkan dari proses mineralisasi atau proses kristalisasi. Struktur fosil mineral dari diatom asli telah diawetkan utuh dan menampilkan kesamaan dekat dalam kelimpahan unsur dengan bahan sekitarnya".
Sebuah perbandingan antara gambar SEM diatom fosil dalam meteorit Polonnaruwa dengan diatom modern dari Sellaphora blackfordensis, semakin memperkuat argumen mereka. Gambar berikut menggambarkan perbandingan:

Selanjutnya, peneliti mengatakan bahwa kontaminasi sampel tidak mungkin terjadi karena struktur dalam meteorit tersebut dianggap sebagai objek yang terfosilkan dan tidak ada fosil diatom hadir di dekat permukaan bumi yang mencemari meteorit tersebut. Meskipun mungkin masih ada skeptis, mereka menyimpulkan bahwa identifikasi diatom fosil di meteorit Polonnaruwa membenarkan teori cometary panspermia.


PANSPERMIA

Panspermia (bahasa Yunani: πανσπερμία from πᾶς/πᾶν (pas/pan) "semua" and σπέρμα (sperma) "benih") adalah hipotesis bahwa kehidupan ada di seluruh alam semesta, karena disebarkan melalui meteoroid, asteroid, dan planetoid.

Menurut gagasan ini, kehidupan yang dapat bertahan dari pengaruh angkasa, seperti bakteri ekstremofil, terperangkap dalam puing yang dilontarkan ke angkasa setelah tubrukan antara planet yang memiliki kehidupan dengan Benda Kecil Tata Surya. Bakteri akan menjadi tidak aktif selama beberapa waktu, hingga puing bertabrakan dengan planet lain. Jika permukaan planet yang baru memiliki kondisi ideal, bakteri menjadi aktif, dan proses evolusi dimulai. Panspermia bukanlah teori untuk menunjukkan bagaimana kehidupan dimulai.

Gagasan yang berhubungan, tetapi terpisah, yaitu eksogenesis (bahasa Yunani: ἔξω (ekso, "luar") dan γένεσις (genesis, "asal usul")), merupakan hipotesis yang lebih terbatas. Hipotesis tersebut mengusulkan bahwa kehidupan di Bumi berasal dari suatu tempat lain di tata surya.





Misteri Danau Vostok Antartica

Posted by BaronNight On 2:35 AM 0 comments




Sebuah laporan mengejutkan dari Departemen Pertahanan Rusia mengenai tim ilmuwan yang telah berhasil membor sedalam 3.768 meter ke Danau di bawah es terbesar dunia di benua Antartika, yang diyakini tak tersentuh selama lebih dari 20 juta tahun, menyatakan bahwa kamera video bawah air menemukan gambar "mencolok "dari apa yang diperkirakan adalah "swastika keemasan"  yang ukuran lebar dan panjangnya tidak kurang dari 100 meter. Ini menimbulkan spekulasi spekulasi ...

Menurut laporan ini, penemuan swastika bawah air dibuat pada tanggal 30 Januari setelah Departemen Pertahanan memerintahkan para ilmuwan yang telah bekerja pada proyek ini selama 20 tahun terakhir untuk "diam" atau tidak berkomunikasi sampai perangkat komunikasi terenkripsi yang sangat khusus dapat disampaikan kepada mereka. Hal ini memicu kekhawatiran di antara banyak ilmuwan di dunia yang mengira para ilmuwan rusia ini menghilang karena mereka tidak terdengar komunikasinya selama 5 hari.

Setelah para ilmuwan rusia ini menerima "perangkat" komunikasi baru, mereka mengeluarkan laporan pertama mereka kepada dunia melalui media negara Rusia RIA Novosti yang mengumuman misi bersejarah ilmuwan mereka ini sebagai berikut:

Spekulasi Pertama
"Diperkirakan bahwa menjelang akhir Perang Dunia II, Nazi mulai pergi ke Kutub Selatan dan mulai membangun basis di Danau Vostok. Pada tahun 1943, Grand Admiral Karl Dontiz pernah mengatakan "Armada kapal selam Jerman dengan bangga telah menciptakan sebuah benteng tak tergoyahkan untuk Fuehrer di ujung lain dari dunia," yaitu di Antartika.

Menurut arsip angkatan laut Jerman, beberapa bulan setelah Jerman menyerah kepada Sekutu pada bulan April 1945, kapal selam Jerman U-530 tiba di Kutub Selatan dari Pelabuhan Kiel. Awak kapal membangun sebuah gua es dan diperkirakan menyimpan beberapa kotak peninggalan dari Third Reich, termasuk file-file rahasia Hitler.

Juga dikabarkan bahwa kemudian kapal selam U-977 mengantarkan sisa-sisa jenazah Adolf Hitler dan Eva Braun ke Antartika untuk tujuan kloning DNA.

Kapal selam itu kemudian masuk ke pelabuhan Argentina Mar-del-Plata dan menyerahkan diri kepada pihak berwenang.

Danau Vostok adalah yang terbesar dari 140 lebih danau sub-glasial yang ditemukan di bawah permukaan Antartika. Es atasnya memberikan catatan iklim bumi yang kontinyu selama 400.000 tahun, meskipun air danau itu sendiri mungkin telah terisolasi selama 15 sampai 25 juta tahun. Danau ini terletak di bawah Stasiun Vostok Rusia di bawah permukaan lembaran es central east Antartika, yang berada pada ketinggian 3,488 meter (11.444 kaki) di atas permukaan laut. Permukaan danau air tawar ini sekitar 4.000 m (13.100 kaki) di bawah permukaan es, yang artinya permukaan danau ini berada pada  500 m (1.600 kaki) di bawah permukaan laut. Ukuran danau adalah 250 km (160 mil) panjang dan 50 km (30 mil) lebar pada titik terlebarnya, dan meliputi daerah seluas 15.690 km2 (6.060 sq mi), ini sama dengan luas daerah Danau Ontario, tetapi dengan volume tiga kali lebih besar.
nstitut Fisika Nuklir St Petersburg, Rusia, mengembangkan teknik pengeboran yang digunakan oleh ilmuwan Rusia yang melibatkan penggunaan freon dan kerosene untuk melumasi lubang bor dan mencegahnya dari runtuh dan mencair; 60 ton bahan kimia telah digunakan sejauh ini di atas es Danau Vostok. Negara-negara lain, khususnya Amerika Serikat dan Inggris, telah gagal membujuk Rusia untuk tidak mengebor ke danau sampai teknologi yang lebih bersih seperti pengeboran air panas tersedia.

Kepentingan Rusia di Antartika, terutama Danau Vostok, meningkat setelah Perang Dunia II ketika pada tahun 1947 Laksamana Amerika, Richard E. Byrd memimpin 4.000 pasukan militer dari AS, Inggris dan Australia dalam invasi ke Antartika yang disebut "Operasi Highjump" yang dilaporkan telah mengalami hambatan yang berat dari "piring terbang" Nazi dan harus membatalkan invasi.

Paling menarik untuk dicatat tentang misi Highjump adalah Operasi penerbangan solo Admiral Byrd menuju Kutub Selatan pada tanggal 19 Februari 1947 dimana ia mencatat dalam buku hariannya sebagai berikut:

"1000-Jam Kami menyeberang pegunungan kecil dan masih melanjutkan ke utara sebaik yang dapat dipastikan. Di luar pegunungan adalah apa yang tampaknya menjadi sebuah lembah dengan sungai kecil atau sungai berjalan melalui bagian tengah. Seharusnya tidak ada lembah hijau di bawah ini! Ada sesuatu yang jelas salah dan abnormal di sini! Kami seharusnya lberada diatas es dan salju! Di sebelah kiri tampak hutan besar tumbuh di lereng gunung. Instrumen navigasi kami masih berputar, giroskop berosilasi bolak-balik!

1005 Jam-saya mengubah ketinggian sampai 1.400 kaki dan berbelok ke kiri tajam untuk lebih meneliti lembah di bawah. Lembah ini hijau dengan lumut atau sejenis rumput merajut ketat. Cahaya di sini tampaknya berbeda. Aku tidak bisa melihat matahari lagi. Kami membuat belokan ke kiri lagi dan melihat apa yang tampaknya menjadi hewan besar di bawah kami. Tampaknya seekor gajah! BUKAN! Ini lebih mirip mammoth! Ini luar biasa! Namun, itu dia! Penurunan ketinggian sampai 1000 meter dan mengambil teropong untuk lebih memeriksa hewan itu. Telah dikonfirmasi - sudah pasti hewan itu seperti mammoth! Laporkan ini ke base camp.

1030 Jam- Sekarang Menghadapi hamparan lembah hijau. Indikator suhu eksternal terbaca 74 derajat Fahrenheit! Sekarang Melanjutkan menuju tujuan kita. Instrumen navigasi tampak normal sekarang. Saya bingung atas tindakan mereka. Mencoba untuk menghubungi base camp. Radio tidak berfungsi! "
Lihat semua transkripnya disini

Meskipun saat ini sengaja dikaburkan oleh Barat, pemimpin Nazi Jerman Adolf Hitler terobsesi dengan New Swabia (Jerman: Neuschwabenland) yaitu nama yang diberikan untuk daerah Antartika yang terletak antara 20 ° BT dan 10 ° W di Queen Maud Land yang ia percaya suatu hari nanti akan menjadi ibukota dunia dari "ras unggul"

Arsip Soviet memiliki banyak file yang merinci bahwa Nazi Jerman dan Amerika Serikat menjalin aliansi sebelum akhir Perang Dunia II yang memungkinkan Hitler dan para pengikutnya melarikan diri ke pangkalan Antartika mereka dengan imbalan teknologi Jerman, termasuk bom atom dan jet tempur canggih, roket dan teknologi piring terbang.



Tidak diketahui semua tetapi sedikit tentang teknologi piring terbang Nazi Jerman, adalah Dua orang Jerman yang bersaudara Walter Horten (1913-1998) dan Reimar Horten (1915-1994), yang tidak hanya menjadi pengikut setia Hitler, tetapi, juga, adalah insinyur pesawat terbang yang paling canggih di dunia yang tidak hanya menemukan "piring terbang", tapi, juga sengaja membuat insiden UFO Amerika pada tahun 1948 yang dikenal sebagai insiden Roswell dalam hubungannya dengan Soviet untuk membuat tidak ketidakstabilan di Amerika Serikat.


 

Categories: ,