Merkuri menjadi salah satu jenis logam yang namanya tidak asing di telinga Anda. Senyawa ini telah digunakan oleh manusia sejak ribuan tahun lalu. Berdasarkan hasil studi baru, bukti keracunan merkuri telah ditemukan pada tulang manusia dari periode yang mencakup sekitar 5.000 tahun.
Menurut para ahli ini merupakan bukti tertua keracunan merkuri. Melansir Daily Mail tulang-tulang manusia ini berasal dari 370 orang yang hidup pada Zaman Neolitikum Akhir dan Zaman Tembaga. Tingkat merkuri tertinggi ditemukan di antara mereka yang hidup pada awal Zaman Tembaga, antara 2900 dan 2600 SM.
Tim ilmuwan yang dipimpin oleh University of North Carolina Wilmington menyimpulkan keracunan itu terjadi karena paparan cinnabar, mineral merkuri sulfida yang terbentuk secara alami di daerah termal dan vulkanik di seluruh dunia. Ketika dihancurkan bentuknya berubah menjadi bubuk warna merah. Secara historis, bentuk bubuk cinnabar telah digunakan untuk menghasilkan pigmen dalam cat atau dikonsumsi sebagai obat ‘ajaib’.
“Di Iberia penggunaan cinnabar sebagai zat warna, cat, atau zat medis dimulai pada (zaman) Paleolitikum Akhir dan diintensifkan secara bertahap pada Zaman Neolitikum dan Tembaga. Ada bukti penambangan deposit bijih yang ekstensif di Almaden, Spanyol bagian tengah pada 5300 SM,” jelas para peneliti dalam jurnalnya.
Studi ini telah dipublikasikan di International Journal of Osteoarchaeology dengan judul The Use and Abuse of Cinnabar in Late Neolithic and Copper Age Iberia pada 13 Oktober 2021. Dijelaskan seperti banyak budaya prasejarah lainnya di seluruh dunia cinnabar digunakan dalam ritual salah satunya penguburam. Meskipun penerapannya sebagai cat tubuh, obat, entheogen juga mungkin terjadi.
Tulang-belulang dari 370 individu ini dikebumikan di 23 situs arkeologi di Portugal dan Spanyol. Menurut studi ini merupakan pengambilan sampel terbesar yang pernah dilakukan pada tulang manusia terkontaminasi. Dilansir dari Smithsonian Magazine, tidak semua tulang menunjukkan kadar merkuri yang tinggi, tetapi tingkat yang tercatat lebih tinggi dari perkiraan.
Steven Emslie, penulis utama studi dan seorang ahli biologi di University of North Carolina Wilmington mengatakan bahwa ia menemukan temuan ini secara tidak terduga. Pada tahun 2012 lalu, dia mengunjungi kebun anggur di bagian selatan Portugal uang kebetulan memiliki museum arkeologi di pekarangannya.
Sebelumnya, pemilik tempat tersebut telah menemukan kompleks upacara besar dari Zaman Neolitikum dan Tembaga Akhir saat membajak kebun anggur di tahun 1996 dan membangun museum untuk menampung artefak dan sisa-sisa manusia yang ditemukan di sana. Merasa penasaran Steven Emslie menawarkan untuk menganalisis isotop tulang dengan harapan mendapatkan wawasan mengenai pola makan orang-orang prasejarah.
Proyek ini muncul dari kecintaan Steven Emsile pada anggur dan analisis peluang. Dia menambahkan bahwa dirinya terkejut karena menemukan kadar merkuri yang tinggi di tulang. “(Karena) polusi merkuri bukanlah masalah seperti sekarang ini (selama Zaman Tembaga) dan hanya merkuri alami yang awet dalam jaringan dengan nilai yang sangat rendah,” tuturnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperhitungkan kadar merkuri 1 atau 2 bagian per juta (ppm) normal untuk rambut manusia. WHO juga mencatat orang yang makan ikan setiap hari mungkin kadar yang mendekati 10 ppm.
Menurut sebuah pernyataan, beberapa sampel yang termasuk dalam penelitian ini memiliki kadar lebih dari 400 ppm. Sebanyak 31 individu memiliki kadar di atas 10 ppm. Kadar merkuri yang terdeteksi pada beberapa subjek sangat tinggi. Sehingga para peneliti tidak mengesampingkan bahwa bubuk cinnabar sengaja dikonsumsi dengan cara dihirup atau bahkan ditelan untuk ritual, simbolis maupun nilai esoterik yang dikaitkan dengannya.