The Ancient Rome atau Romawi Kuno merupakan peradaban terbesar di Eropa, bahkan di dunia. Ia berkuasa sejak 753 SM) sampai 476 M. Bermula dari pemukiman kecil bangsa Italik, kemudian berkembang menjadi Kota Roma yang dikenal hampir diseluruh penjuru dunia.
Bangsa Romawi yang dikenal sebagai penguasa benua biru, hampir seluruh daratan Eropa dikuasainya. Mereka memenangkan peperangan Punik yang menjadi titik balik kejayaannya. Akan tetapi, Romawi Kuno tak lepas dari sisi gelapnya. Beberapa ahli telah mengemukakan penelitiannya tentang prostitusi, melalui temuan jejak rumah bordil di wilayah Pompeii.
Lupanar berdiri di tengah Kota Pompeii. Namanya memang asing terdengar, tapi kini banyak dikunjungi jutaan wisatawan. Lupanar merupakan rumah bordil yang dimaksud. Rumah bordil ini terletak di wilayah Campania, dulu bernama Pompeii. Letaknya berada di persimpangan Vico del Lupanare dan Vico del Balcone Pensile, Italia.
Para ahli arkeologi telah menelisik jauh sebelum abad ke-19, namun mereka menolak untuk mendeskripsikan kepada publik, terkait perlindungan moral bagi pembacanya kelak. Tempat yang terbuka untuk umum itupun akhirnya mulai terkuak, dan mulai banyak dikaji oleh peneliti modern.
Memasuki abad ke-20, ekskavasi dan penggalian dilakukan di Lupanar, menjadikannya tempat paling serius untuk dipelajari. Peneliti melakukan telaah melalui lukisan erotis kuno yang populer untuk menawarkan wawasan tentang seksualitas, kemitraan, dan dinamika kekuasaan Yunani-Romawi Kuno. Pada saat penggalian, ditemukan juga tempat tidur yang terbuat dari batu sebagai bukti penguat bahwa Lupanar adalah rumah bordil tersebut.
"Sejak abad kedua sebelum masehi, profesi pelacuran telah dilegalkan di Romawi Kuno sebagai profesi tertua di dunia" tulis Christer Bruun dalam jurnal internasional JSTOR yang berjudul Water for Roman Brothels: Cicero "Cael." 34 pada 1997. Prostitusi di era Romawi Kuno, terbagi ke dalam dua bagian, yaitu prostitusi meretrices (legal) dan prostitusi prostibulae (ilegal).
"Setiap tahunnya, kurang lebih 10.000 anak-anak dan remaja dijual dari Pulau Delos (Wilayah Yunani) ke Pompeii untuk dipekerjakan", tulis Mia Forbes kepada The Collector dengan judul Prostitution In Ancient Greece And Rome, tahun 2020 lalu. Meskipun begitu, sebagai warga negara Romawi, pekerja seks adalah hal yang tabu. Mereka dianggap tak bermartabat. Hal tersebut di dasari bahwa para pekerja seks yang dipekerjakan adalah para budak, yang dijual oleh majikannya.
Imperium Romanum menuliskan tentang Prostitution in Ancient Rome, dikutip dari berbagai sumber, merilis pernyataan bahwa, "Pompeii menjadi kota pendosa,tak jarang seorang wanita dapat menyewa kamar bordil dengan biayanya sendiri, ia menjajakan dirinya kepada klien yang datang" tulisnya.
Arkeolog menemukan juga uang koin yang disinyalir sebagai alat transaksi atau token untuk dapat masuk ke rumah bordil. Token berbentuk koin tersebut disebut juga dengan Spintriae. "Biaya yang diperlukan untuk mendapat layanan, berkisar pada 2 sampai 16 asses, atau setara dengan 1 dinar", tulis Imperium Romanum di laman websitenya.
"Menjelang akhir agustus tahun 79, menjadi kehancuran Pompeii dengan terbakarnya bangunan-bangunan dan kematian dalam jumlah yang sangat besar", tulis Elmer Truesdell Merrill, menggambarkan kondisi Pompeii kala itu dalam jurnal internasional JSTOR berjudul Notes on the Eruption of Vesuvius in 79 A.D., tahun 1918.
Hiruk pikuk rumah bordil lenyap begitu saja. Letusan gunung Vesuvius pada tahun 79 M mengakhiri peradaban di Kota Pompeii. Erupsi super dahsyat telah meluluhlantakkan peradaban disana, tak terkecuali rumah bordil yang menjadi sisi gelap bagi bangsa Romawi.
0 Responses "Ahli Arkeologi Menyingkap Lupanar, Rumah Bordil Berumur 2.500 Tahun"
Post a Comment