Ngoubou adalah makhluk cryptid dari wilayah sabana Kamerun yang dikatakan memiliki enam tanduk, berkuku, dan bertarung dengan gajah untuk tanah (mungkin memperebutkan wilayah), meski ukurannya lebih kecil (menurut penduduk setempat Ngoubou seukuran sapi).
Berdasarkan karakteristik yang ada, Ngoubou mungkin adalah sejenis ceratopsian yang berhasil bertahan hidup.
Ceratopsian |
Pada bulan November tahun 2000, William Gibbons melakukan beberapa penelitian pendahuluan (pre-research) di Kamerun untuk masa depan Mokele-Mbembe. Dia didampingi oleh David Wetzel.
Saat berkunjung bersama dengan kelompok Pigmi, mereka diberitahu tentang seekor binatang bernama Ngoubou.
Meski kata "Ngoubou" juga merupakan kata lokal untuk badak, suku Pigmi menegaskan bahwa ini bukanlah badak biasa, karena binatang ini memiliki lebih dari satu tanduk (enam tanduk menurut satu keterangan).
Selanjutnya, suku Pigmi menyatakan bahwa ayah dari salah satu anggota suku masyarakat mereka telah membunuh satu binatang itu dengan tombak beberapa tahun yang lalu.
Penduduk setempat telah mencatat penurunan populasi dari binatang ini, membuat Ngoubou menjadi sulit ditemukan.
Gibbons mengidentifikasikan binatang tersebut dengan seekor styracosaurus, namun saat ini styracosaurus diketahui hanya mendiami Amerika Utara.
Styracosaurus |
Berdasarkan penampilannya, Ngoubou juga mungkin terkait dengan Emela-Ntouka.
Fosil ceratopsian tidak ditemukan di Afrika. Sebagian besar fosilnya ditemukan di Asia Timur dan Amerika Utara, dan satu di Australia.
Bernard Heuvelmans memasukan penampakan binatang menyerupai Ngoubou dalam bukunya On the Track of Unknown Animals.
Penampakan tersebut tampaknya berasal dari The Times, oleh seorang pria bernama Lepage pada 17 November 1919, yang juga bertanggung jawab atas pembangunan perkeretaapian di Kongo Belgia.
Lepage menyatakan bahwa saat berburu di hutan hujan Kongo, "dia menemukan seekor monster luar biasa yang menyerangnya. Lepage melepas tembakan namun terpaksa harus melarikan diri, dengan monster yang mengejarnya."
"Sebelum makhluk itu menyerah dalam pengejaran, Lepage dapat mengamatinya menggunakan teropong."
"Dia mengatakan bahwa binatang itu panjangnya sekitar 24 kaki (7,3 meter) dengan moncong runcing yang panjang, dihiasi dengan gading seperti tanduk dan tanduk pendek di atas lubang hidungnya."
"Kaki depannya seperti kuda dan kuku belakangnya terbelah. Terdapat punuk bersisik di bahu monster itu."
Perlu dicatat bahwa deskripsi kaki tersebut tidak sesuai dengan dinosaurus ceratopsian.
Salah satu dugaan lain menyebutkan bahwa Ngoubou mungkin seekor sivatherium.
Sivatherium adalah jerapah prasejarah raksasa yang hidup lebih dari satu juta tahun yang lalu di Afrika dan Asia, dan telah punah sekitar 8.000 - 10.000 tahun yang lalu.
Tidak seperti jerapah yang memiliki leher panjang, sivatherium lebih mirip dengan okapi modern, namun dengan tubuh jauh lebih besar dan lebih berat.
Sivatherium |
Sivatherium memiliki sepasang tonjolan menyerupai tanduk ramping (ossicone seperti tanduk rusa) yang lebar dan bercabang di kepalanya, dengan sepasang ossicone kedua yang terletak di atas matanya.
Dengan tinggi sekitar 3 meter dan perkiraan berat mencapai 1.250 kg, menjadikan sivatherium sebagai ruminansia (binatang pemamah biak) terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah.
(Sumber : Wikipedia)vvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvv
Dalam cerita rakyat abad pertengahan, Ziphius adalah makhluk raksasa yang dikatakan menyerang kapal-kapal di Laut Utara. Dikenal memiliki tubuh ikan, kepala burung hantu, bermata besar dan paruh berbentuk baji.
Nama spesiesnya berasal dari bahasa Yunani, Xiphos, yang artinya "pedang".
Dalam bahasa Latin, Ziphius berarti "seperti-pedang", hal itu mungkin mengacu pada sirip hewan itu yang dikatakan dapat menusuk lambung kapal seperti sebuah pedang, sementara paruhnya digambarkan menyerupai kepala burung hantu.
Ziphius terkadang juga disebut sebagai "burung hantu air."
Ilustrasi Ziphius |
Dalam risalah Sur les Ossemens fossiles, ahli anatomi Prancis, Georges Cuvier, menggambarkan spesies tersebut berdasarkan tengkorak dalam kondisi tidak sempurna di Pantai Mediterania Perancis.
Tengkorak itu diperoleh dari M. Raymond Gorsse pada tahun 1804, dari seorang petani yang menemukannya di pantai, pada tahun sebelumnya.
Georges Cuvier menamainya Ziphius cavirostris, dari bahasa Latin Cavus untuk "berongga" atau "cekung", yang mengacu pada cekungan dalam di tengkoraknya.
Cuvier percaya bahwa hewan itu mewakili sisa-sisa spesies yang telah punah.
Ahli Zoologi tidak menyadari bahwa spesies ini masih berada di alam liar sampai pada tahun 1850, ketika Paul Gervais membandingkan jenis spesimen tersebut dengan spesies lain yang terdampar di Aresquiès, Hérault, pada bulan Mei di tahun yang sama, dan menemukan bahwa keduanya identik.
Tidak ada hubungan antara Paus Cuvier's beaked dengan makhluk dalam cerita abad pertengahan yang memiliki karakteristik burung hantu dan seekor ikan, yang dikenal sebagai Ziphius.
Hewan ini juga dulunya sempat dikategorikan sebagai makhluk cryptid.
Saat ini, Ziphius dikenal sebagai Cuvier's Beaked Whale, spesies paus yang tersebar luas dan melimpah, dengan populasi di seluruh dunia lebih dari 100.000 ekor.
Paus ini memiliki panjang kira-kira 5 sampai 7 meter, dengan berat sekitar 2.500 kg.
Sirip dorsalnya kecil dan melengkung, terletak di dua pertiga panjang tubuhnya.
Warna tubuhnya ada yang berwarna abu-abu gelap, sampai berwarna cokelat kemerahan.
Umumnya memiliki bekas luka, atau bercak putih yang disebabkan oleh cookiecutter sharks.
Bentuk sirip dorsalnya bervariasi, mulai dari segitiga hingga berbentuk sabit.
Mereka juga dapat hidup sampai sekitar 40 tahun.
Diketahui memakan beberapa spesies cumi-cumi, dan ikan laut dalam.
Pada tahun 2014, para ilmuwan melaporkan bahwa mereka telah melacak Paus Cuvier's Beaked di lepas pantai California, dan menemukan hewan tersebut telah menyelam sampai kedalaman 2.992 meter di bawah permukaan laut, menghabiskan waktu hingga 2 jam 17 menit di bawah air, sebelum muncul kembali ke permukaan.
Hal itu menjadikan Paus Cuvier's Beaked sebagai mamalia penyelam terdalam, dan terlama yang pernah didokumentasikan.
Paus Cuvier's Beaked dikenal sebagai satu-satunya anggota genus Ziphius yang menyandang nama identitas yang legendaris.
Diketahui dapat ditemukan di utara Kepulauan Shetland bagian dari Skotlandia dan Selatan Tierra Del Fuego ujung Amerika Selatan.
Hewan ini juga berada di perairan Tropis Pasifik Timur, di lepas pantai barat Amerika Serikat, dan di luar Hawaii.
(Sumber : cryptidz.wikia)
Pengamat hiu profesional, Wayne Davis terkejut setelah memotret bentuk aneh berwarna gelap yang terlihat sangat mirip dengan ular laut di Cape Cod.
Dia memposting foto itu pada 4 Agustus dengan menambahkan bahwa dia menemukan seekor ular laut berukuran sangat besar yang memiliki panjang sekitar 300 meter.
Pengguna sosial media kemudian memperdebatkan foto tersebut dan banyak yang mengakui bahwa bentuk objek tersebut memang seperti terlihat monster laut.
Kepada kelompok berita McClatchy, Davis, yang juga seorang fotografer udara, mengatakan bahwa dia mengambil gambar itu dengan ponsel miliknya di atas Samudra Atlantik, dekat Nauset Beach Dunes di Cape Cod.
"Ya, foto itu 100 persen asli, tetapi itu kemungkinan bukan seekor monster."
"Bagi saya itu terlihat seperti naga Cina, tetapi ini adalah kelompok dari ikan pogies atau menhaden yang memanjang. Atau seekor ulat laut, karena itu memiliki ekor yang cukup panjang."
Davis pun mengatakan menikmati perdebatan di media sosial :
"Saya telah mencoba menertawakan rekasi di Facebook, termasuk di mana mereka mengatakan itu tidak terlihat seperti sekelompok ikan yang pernah mereka lihat sebelumnya."
Saya bertanya : "Berapa banyak kelompok ikan yang pernah anda lihat ? Saya bisa menunjukkan kepada anda hal-hal di lautan yang tidak pernah anda ketahui sebelumnya."
Contoh kelompok ikan yang terlihat seperti tumpahan minyak |
(Sumber : Is this a sea serpent or a very strange school of fish)
Sejak tahun 2006 silam, Pluto telah kehilangan gelarnya sebagai planet di dalam Tata Surya (Solar System) kita dan dikategorikan sebagai “planet katai” atau benda langit berukuran lebih kecil dari planet.
Mengingat hingga kini tidak ada planet besar lain di Tata Surya yang lebih jauh selain planet katai Pluto, maka ilmuwan dunia memutuskan Tata Surya kita hanya mempunyai 8 planet saja. Maka planet Neptunus pun dinobatkan sebagai planet terluar.
Namun, hal itu sepertinya bakal berubah. Usut punya usut, ahli astronomi dari Universitas Cambridge dan Universitas Madrid telah menemukan tanda-tanda dari keberadaan planet lain, di luar Pluto.
Semua itu berawal saat ilmuwan mengetahui pola gerakan aneh pada planet-planet kerdil di sekitar Pluto yang biasa disebut ‘ETNO’. Lintasan planet ETNO baru-baru ini diketahui mempunyai kecenderungan untuk berubah-ubah, layaknya terkena gaya gravitasi sebuah planet besar.
“Dari perubahan orbit (lintasan) planet ETNO yang tidak diperkirakan sebelumnya itu, membuat kami yakin ada dorongan dari benda langit lain. Dorongan itu juga mengubah susunan planet ETNO,” ujar Carlos de la Fuente Marcos, ahli astronomi dari Universitas Madrid, (15/01/2015).
Dr. Marcos pun menduga sumber dorongan dahsyat itu berasal dari planet misterius. Bahkan, dia mengatakan bila setidaknya ada lebih dari satu planet misterius yang mampu menyebabkan planet-planet kerdil ETNO berubah lintasannya!
“Jumlah pastinya belum pasti mengingat data masih terbatas, namun perhitungan kami menunjukkan setidaknya ada dua planet baru bahkan lebih di Tata Surya kita,” tambah Dr. Marcos.
Sebelumnya, ilmuwan memang mempunyai teori bila tidak ada planet yang mampu mempunyai lintasan melingkar di luar planet Neptunus. Lintasan melingkar dikenal sebagai salah satu tanda bahwa planet tersebut mengelilingi matahari dan menjadi bagian Tata Surya kita.
Akan tetapi, kemudian ditemukanlah Pluto yang berhasil membantah teori itu. Meski akhirnya Pluto sendiri dinyatakan tidak lagi memenuhi ‘syarat’ sebagai sebuah planet karena ukurannya terlalu kecil.
Planet-X, Nibiru dan Harcobulus
Bila prediksi ilmuwan akan adanya dua planet lain yang berada dalam Tata Surya kita tenyata benar, sekali lagi teori tak adanya planet besar dibelakang Puto akan terbantahkan. Selain itu, penemuan itu juga akan merubah susunan planet yang ada di Tata Surya saat ini, bukan lagi 8 planet namun 10 planet.
Tapi itu pun harus dapat dilihat dulu sebesar apa ukuran planetnya. Apakah keberadaan planet misterius ini yang membuat konspirasi selama ini, mengenai sebuah planet yang tak bernama, lalu dinamakan sebagai “Planet-X”? Banyak konspirasi hingga penamaan Planet-X ini, dan menyebutkannya sebagai Planet Nibiru atau Planet Anunnaki atau Planet Harcobulus.
Entah apa planet-planet itu berbeda atau hanya satu, namun yang jelas banyak peneliti, ilmuwan, astronomis hingga saintis yang menduga bahwa tidak tertutup kemungkinan bahwa keberadaan “Planet Besar” itu bisa jadi memang ada.
Bagi ilmuwan, Planet-X memang banyak menuai kontroversi dan konspirasi selama ini. Planet misterius ini disinyalir memiliki lintasan sangat elips bagaikan lintasan komet. Oleh karenanya, maka ia butuh ribuan tahun untuk kembali lagi mendekati matahari lalu mengelilinginya dan kemudian kembali menjauh.
Planet-X inilah yang dituduh dapat menyebabkan “kiamat kecil” karena terancamnya planet-planet lain di Tata Surya akibat ukurannya yang sangat besar maka gravitasinya juga sangat besar.
Gravitasinya dapat “merusak” jalur planet lain bahkan lintasan dan atmosfir hingga gravitasi planet-planet lain termasuk Bumi jika Planet-X masuk dari luar Pluto untuk kembali lagi mendekati Matahari, setelah ribuan tahun ia menjauh. Mungkinkah dorongan-dorongan gravitasi yang mengubah susunan planet ETNO adalah akibat dari keberadaan Planet-X? Jika benar, selamat datang hari kiamat. (Daily Mail).
Tulisan ini adalah permintaan dari beberapa orang yang meminta saya untuk menulis tentang reaktor nuklir zaman purba. Seperti yang kita ketahui, di internet beredar kisah-kisah mengenai adanya ledakan nuklir zaman purba yang masih menjadi teka-teki. Bukti-bukti dimunculkan, dari sebuah pertambangan di Oklo, kota mati di Mohenjo Daro dan Harappa hingga ke sebuah kawah raksasa di Bombay. Tapi apakah ledakan nuklir zaman purba benar-benar ada ?
Mungkin beberapa dari anda sudah pernah membaca kisah ini sebelumnya. Bagi yang belum, mungkin akan menjadi sedikit membingungkan. Kisahnya begini :
Dikisahkan bahwa para arkeolog menemukan bukti-bukti bahwa pernah terjadi perang nuklir di zaman purba. Jadi, teknologi nuklir sebenarnya sudah dikenal oleh nenek moyang kita. Benarkah demikian ? Beberapa sumber di internet mengutip sebuah paragraf dari kitab yang diklaim sebagai bagian dari kutipan Mahabharata untuk membuktikan adanya perang nuklir pada zaman purba. Namun, masalahnya satu, sebagian besar kisah yang anda baca di internet adalah hoax !
Saya mengatakan "sebagian besar hoax" karena memang tidak semuanya hoax. Saya akan menunjukkan kepada anda yang mana hoax dan yang bukan.
PERBEDAAN REAKTOR DAN LEDAKAN NUKLIR
Pertama, kisah ini harus dibagi menjadi dua bagian, yaitu REAKTOR NUKLIR purba dan LEDAKAN NUKLIR purba. Banyak orang tidak mengetahui perbedaan ini sehingga mereka mencampuradukkan kisah reaktor nuklir purba dengan ledakan nuklir purba.
REAKTOR NUKLIR adalah sebuah fasilitas atau alat dimana reaksi berantai nuklir diinisiasi, dikendalikan dan ditahan dalam kondisi tetap. Sedangkan LEDAKAN NUKLIR adalah sebuah reaksi berantai yang tidak terkontrol yang berasal dari bom nuklir. Jadi sebuah REAKTOR nuklir dapat digunakan untuk menghasilkan BOM nuklir yang dapat menjadi LEDAKAN nuklir. Sangat berbeda kan ?
Nah, untuk mempermudahnya, saya akan mengatakannya begini, Kisah REAKTOR NUKLIR purba, benar adanya. Kisah LEDAKAN NUKLIR purba adalah hoax.
REAKTOR NUKLIR PURBA
Kisah Reaktor nuklir zaman purba bermula pada tahun 1972. Saat itu, di fasilitas pengolahan bahan bakar nuklir Pierrelatte, Ilmuwan Perancis bernama Bougzigues sedang bekerja melakukan analisa rutin terhadap uranium yang telah diekstrak dari biji uranium. kemudian ia menyadari sesuatu yang aneh dari biji uranium yang ditelitinya.
Uranium memiliki tiga isotop yang memiliki massa atom yang berbeda dengan proporsi yang berbeda, yaitu : U 238 sebanyak 99.274%, U 235 sebanyak 0.720% dan U 234 sebanyak 0.005%.
Uranium 235 adalah uranium yang paling dicari diseluruh dunia karena kemampuannya menahan reaksi nuklir dan uranium inilah yang dipakai di reaktor nuklir modern. Dimanapun di bumi ini, atom uranium 235 membentuk 0,720 persen dari total uranium. Namun sampel yang dipegang olehnya hanya memiliki 0,717 persen. Ini menunjukkan bahwa sampel uranium ini pernah mengalami reaksi pelepasan energi (reaksi fisi). Badan tenaga atom Perancis segera bergerak untuk menyelidiki penyebabnya. Sampel itu dilacak hingga ke sebuah pertambangan di Oklo, Gabon, Afrika. Para ilmuwan bergegas ke Oklo. Penelitian lanjutan yang dilakukan menemukan ada enam belas lokasi yang berfungsi sama seperti reaktor nuklir modern dan reaktor purba itu diperkirakan berumur 2 milyar tahun.
Bagaimana Oklo bisa berfungsi seperti reaktor nuklir purba ? Badan tenaga atom Perancis berusaha mencari jawabannya. Dan kemudian mereka mendapatkan jawabannya dari sebuah tulisan tahun 1956 yang dibuat oleh Paul Kazuo Kuroda, seorang ahli kimia dari universitas Arkansas. Kuroda mengatakan apabila jumlah U235 cukup banyak dan ada moderator neutron seperti aliran air tanah, maka reaktor nuklir alami bisa terjadi. Kondisi pertambangan Oklo menyerupai apa yang diprediksi Kuroda.
Misteri reaktor nuklir purba sebenarnya telah terjawab secara ilmiah oleh Paul Kuroda, jadi faktor misterinya boleh dibilang hampir lenyap.
LEDAKAN NUKLIR PURBA
Sekarang kita akan melihat kisah LEDAKAN NUKLIR purba yang adalah hoax. Kisah ini sering digabungkan dengan reaktor Oklo karena ketidaktahuan mengenai perbedaan antara reaktor dengan ledakan nuklir. Kita mulai dari hoax pertama.
Hoax Pertama
Di internet, beredar paragraf yang diakui berasal dari kitab Mahabharata yang dikatakan mendeskripsikan dan membuktikan adanya perang (ledakan) nuklir di zaman purba. Saya menemukan paragraf ini dikutip banyak web atau blog yang membahas reaktor nuklir purba. Saya menerjemahkannya dan inilah bunyi paragraf itu :
"Gurkha, menerbangkan vimana (pesawat) yang kuat dan cepat melontarkan sebuah proyektil (rudal) yang diisi dengan kekuatan alam semesta (nuklir). pijaran tiang api dan asap sama terangnya dengan cahaya 10.000 matahari bangkit dengan seluruh kemegahannya. Itu adalah senjata yang tidak dikenal, sebuah petir besi, raksasa pembawa pesan kematian yang menjadikan seluruh suku Vrishnis dan Andhakas menjadi abu. Mayat-mayat menjadi begitu hangus hingga tidak dapat dikenali lagi. Rambut dan kuku berjatuhan, keramik tanah liat pecah tanpa sebab yang jelas dan burung-burung berubah menjadi putih...setelah beberapa jam, semua bahan makanan tercemar (radiasi)...untuk menyelamatkan diri dari api ini, para tentara melompat kedalam arus air untuk membersihkan diri mereka dan peralatannya. (Mahabharata - 6.500 SM? )
Nah, masalahnya adalah kitab Mahabharata tidak pernah memuat paragraf itu di dalamnya. Anda boleh mencarinya di internet lewat google.
Hoax kedua - Mohenjodaro, Harappa dan Rajashtan
Disebut bahwa di kota Mohenjodaro dan Harappa, para ilmuwan menemukan kota-kota kuno dengan kerangka yang berserakan di jalan-jalan, kebanyakan terlihat berpegangan tangan dijalan-jalan, ini menunjukkan kematian mendatangi mereka dengan tiba-tiba. Dan umur kerangka ini ribuan tahun. Dan kerangka-kerangka ini memiliki kadar radioaktif tinggi yang sama dengan korban bom Hiroshima Nagasaki.
Sedangkan di Rajasthan disebut bahwa telah ditemukan lapisan debu radioaktif yang meliputi area seluas tiga mil persegi di sepuluh mil sebelah barat Jodhpur. Penelitian yang menemukan Radioaktif ini dilakukan setelah para peneliti melihat adanya tingkat cacat yang tinggi pada bayi yang baru lahir di wilayah itu dan banyaknya penduduk lokal yang menderita kanker. Level radiasi di tempat itu sangat tinggi sehingga peneliti meminta pemerintah india mengisolasi wilayah itu.
Jika anda menelusuri website-website pemerintah atau website swasta di mohenjodaro, Harappa dan Rajashtan, tidak ada satupun yang pernah menyebut adanya penemuan-penemuan kerangka tersebut. Website-website arkeologi juga tidak pernah menyebut hasil penemuan ini. Kisah "penemuan" ini hanya beredar di website di luar India. Bahkan orang-orang India yang tinggal di wilayah Jodhpur mengaku bahwa ia tidak pernah tahu ada penemuan-penemuan itu. Memang ada beberapa tempat di India yang mengandung radiasi, namun itu adalah akibat percobaan nuklir India di masa modern ini. Seorang India pernah menulis bahwa kisah-kisah ledakan ini tidak layak beredar di India.
Hoax ketiga - kawah raksasa Bombay
Disebut bahwa kawah raksasa di Bombay yang bernama kawah Lonar adalah bukti ledakan nuklir purba. Kawah itu terbentuk dari lapisan batu basalt setebal 600-700 meter. Diameter kawah itu sekitar 2.154 meter dan dalamnya sekitar 150 meter, berlokasi di sekitar 400 kilometer timur laut Bombay. Kawah tersebut diperkirakan berumur 50.000 tahun
Belakangan, para ilmuwan menemukan bahwa kawah itu diakibatkan oleh sebuah komet, bukan ledakan nuklir. (Sebenarnya ini tidak bisa disebut hoax, karena kawah tersebut memang ada, tapi saya memasukkannya untuk mempermudah pembahasan).
KESIMPULAN
REAKTOR NUKLIR purba memang ada dan bisa dijelaskan secara ilmiah. Sedangkan LEDAKAN NUKLIR purba adalah hoax yang beredar di internet entah untuk tujuan apa. Oh ya, satu lagi, jika anda mencari di wikipedia dengan kata kunci "natural nuclear fission reactor" maka anda akan menemukan kisah tentang oklo, tapi tidak tentang mohenjo Daro dan kawan-kawan. Wikipedia is right !!!!
(twitscope.wordpress.com)
Ditemukan Planet Dengan 1/3 Bagiannya Penuh Dengan Intan dan Berlian!!
Sebuah planet penuh “harta karun” telah ditemukan oleh sebuah tim peneliti dari AS dan Perancis. Planet baru itu berukuran dua kali lebih besar dari Bumi dan sebagian besar planet ini terdiri dari berlian, maka para astronom menjulukinya sebagai “Diamond Planet” atau Planet Berlian.
Planet yang diberi nama 55 Cancri-e, dikategorikan sebagai “Bumi Besar” (super-Earth), karena memiliki radius dua kali lipat dari Bumi dan delapan kali lebih berat dari Bumi dan mengorbit bintang bernama 55 Cancri.
Kenapa planet ini memakai huruf “e” , karena planet ini merupakan planet ke-5 dari planet terdekat dengan mataharinya. Jika suatu bintang memiliki planet terdekat maka akan diberi nama sesuai nama bintang tersebut, namun ditambah dengan huruf “a” , dan planet kedua akan diberi inisial “b” lalu “c” dan begitu seterusnya.
Planet 55 Cancri-e adalah satu dari lima planet yang mengorbit pada bintang seperti matahari, bernama 55 Cancri di gugus bintang Cancer dan mengorbit sangat cepat hanya dalam waktu 18 jam, jauh lebih cepat dari Bumi yang mengorbit Matahari dalam waktu 365 hari.
Planet ini diyakini memiliki kepadatan yang sama dengan Bumi. Padahal, sebelumnya, planet dengan kandungan berlian yang besar dianggap lebih padat ketimbang Bumi. Akan tetapi, suhu planet ini luar biasa panas dengan temperatur permukaannya mencapai 1.648 derajat Celsius dan tak mungkin dapat ditinggali manusia.
“Permukaan planet ini terdiri atas grafit dan berlian, bukan air dan granit,” kata peneliti asal Universitas Yale, AS, Nikku Madhusudhan.
Studi yang dilakukan Madhusudhan dan Olivier Mousis dari Institut Penelitian Astrofisikan dan Planetologi, Toulouse, Perancis, itu menyimpulkan sepertiga massa planet itu adalah berlian. Sepertiga massa planet ini setara dengan tiga massa Bumi.
Planet-planet berlian sudah pernah terlihat sebelumnya pada 2004, tetapi inilah kali pertama sebuah planet berlian mengelilingi bintang semacam matahari dan diteliti lebih detail.
“Ini adalah penelitian pertama kami terhadap sebuah planet berbatu yang pada dasarnya memiliki struktur berbeda dengan Bumi,” ungkap Madhusudhan.
Madhusudhan melanjutkan penemuan planet yang kaya karbon berarti planet-planet karang yang jauh tak bisa lagi diasumsikan memiliki kandungan kimia, interior, atmosfer, atau kandungan biologi yang mirip Bumi.
Penelitian menunjukkan, planet itu tak punya kandungan air sama sekali, mayoritas komposisinya adalah karbon (berlian dan grafit), besi, silikon karbida, dan mungkin, sejumlah silikat.
“Sebaliknya interior Bumi kaya oksigen, namun miskin karbon, kurang dari seperseribu massanya,” kata penulis lain, ahli geofisika dari Yale, Kanani Lee.
Planet ini kali pertama diobservasi saat mengorbit ke bintangnya tahun lalu, memungkinkan para astronom untuk mengukur radiusnya untuk pertama kali.
Informasi tersebut, dikombinasikan dengan estimasi massanya memungkinkan Madhusudhan dan timnya memperkirakan susunan kimianya.
Sementara itu, pakar astronomi Universitas Princeton, David Spergel, mengatakan, penelitian atas struktur dasar dan sejarah sebuah planet menjadi mudah jika massa dan usia planet itu diketahui.
“Planet-planet ini jauh lebih rumit. Planet berlian ini adalah salah satu contoh kekayaan alam semesta yang sewaktu-waktu bisa ditemukan saat kita mengeksplorasi planet-planet di sekitar bintang terdekat,” kata Spergel.
Kata-kata “dekat” adalah konsep yang sangat relatif dalam astronomi. Sebagai contoh, planet baru ini berjarak 40 tahun cahaya atau sekitar 230 triliun mil dari Bumi. Namun bintangnya 55 Cancri, bisa terlihat dengan mata telanjang di konstelasi Cancer. Akan lebih baik lagi jika dilihat menggunakan teropong atau teleskop.
Sementara, David Spergel, profesor astronomi ketua ilmu astrofisika di Princeton University mengatakan, “Bumi Super yang kaya berlian itu adalah salah satu contoh temuan ‘harta’ yang menanti kita saat kita memulai eksplorasi planet di bintang-bintang terdekat.”