Sekitar 136 ribu tahun lalu, banjir besar membuat pulau karang Aldabra tenggelam dan menghanyutkan berbagai jenis makhluk hidup.

Salah satunya mandar Aldabra, jenis burung yang ukurannya sebesar ayam dan merupakan spesies burung terakhir di samudra Hindia yang tidak bisa terbang.

Baca Juga : Studi Terbaru Ungkap Kondisi Bulan yang Menyusut dan Gemetar

Awalnya, mandar Aldabra merupakan spesies mandar tenggorokan putih (Dryolimnas cuvieri) yang berasal dari Madagascar. Mandar kemudian melakukan migrasi ke beberapa area di pulau karang Aldabra.

Karena di pulau tersebut tidak ada predator, maka spesies mandar lama kelamaan kehilangan kemampuannya untuk terbang. Sejak saat itu, mulai tercipta spesies baru yang hampir sama, tetapi tidak bisa terbang yakni mandar Aldabra (Dryolimnas cuvieri aldabranus).

Sayangnya, karena mandar Aldabra tidak bisa terbang, ia tersapu habis saat banjir besar di wilayah tersebut. 

Berpuluh-puluh tahun kemudian sejak terjadinya banjir besar, permukaan laut pun mulai menurun dan membuat pulau karang Aldabra bisa dihuni kembali.

Kondisi pulau yang siap dihuni membuat spesies mandar tenggorokan putih baru yang sedang bermigrasi dari Madagaskar kemudian hinggap dan terjadi pengulangan evolusi. Akibatnya spesies mandar Aldabra kembali tercipta dalam pulau tersebut dan bertahan hingga saat ini.

 

 Di desa kecil Giethoorn, Belanda, ketenangannya hampir seperti mimpi. Di sana, tidak ada kendaraan bermotor sama sekali. Bahkan, tidak ada jalanan untuk dilewati mobil atau motor.

Para penduduk lokal dan wisatawan yang mengunjungi Giethoorn, bergerak dengan cara yang 'tenang': menggunakan sepeda, perahu, atau berjalan kaki.

Tidak banyak yang bisa dilakukan di desa ini kecuali berjalan-jalan di antara rumah-rumah asri beratap jerami dan melintasi kanal labirin.

Nama Giethoorn berasal dari abad ke-13, bermula dari kisah para petani yang kehilangan ternak kambingnya dalam peristiwa air bah 1170. "Goat horn" atau "Geytenhoren" kemudian disingkat menjadi Giethoorn. Nama itu melekat hingga sekarang.

Dan berabad-abad setelah banjir besar, air terus menentukan sejarah dan lanskap kehidupan desa tersebut.

Di dekat Taman Nasional De Weerribben-Wielden, para pemerhati satwa liar mendaki lahan basan dan alang-alang rumah untuk bertemu dengan berang-berang hingga burung kormoran besar.

Anda juga dapat menikmati keindahan desa ini melalui jalur air–naik perahu dayung atau kano.

Tanpa suara bising dari kendaraan bermotor, suara alam menghidupkan pemandangan untuk semua indera.

Tips berkunjung ke Giethoorn

Untuk menikmati 'jam-jam emas' di Giethoorn, atur alarm Anda di pukul 6 pagi. Kemudian abadikan sejuknya suasana pagi di desa tersebut. Terutama di sepanjang jalur perairan atau kanal. Atau Anda juga bisa melakukannya di sore hari, tepat sebelum matahari terbenam.

Anda bisa berkunjung ke Giethoorn dengan menggunakan kereta dan bus. Untuk menghindari keramaian, pilih bulan April, Mei, Juni atau September. Tentu saja, weekdays jauh lebih sepi dibanding akhir pekan.



 Tahun ini, para ilmuwan mengumumkan penemuan menakjubkan setelah melihat gambar satelit. Di wilayah Antartika yang dikelilingi es laut berbahaya yang dikenal dengan sebutan Danger Islands, terdapat koloni 1,5 juta penguin Adélie yang sedang bertahan hidup.

Yang lebih mengejutkan, berdasarkan hasil penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan American Geophysical Union, ternyata burung laut tersebut telah hidup di Danger Islands setidaknya selama 2.800 tahun.

Hasil ini didapat setelah sekelompok ilmuwan menghabiskan waktu sepuluh bulan untuk melakukan survei "pan-Antartika". Mereka meneliti penguin Adélie dengan melihat setiap citra satelit yang mereka miliki di benua selatan.

"Kami rasa, kami tahu di mana koloni penguin (Adélie) berada," kata Heather Lynch, ahli ekologi di Story Brook University.

NASA mengembangkan algoritma yang memungkinkan pendeteksian secara otomatis dan dapat menandai semua piksel di Danger Islands. Ketika Lynch dan timnya meneliti gambar satelit lebih dekat, mereka melihat bahwa pulau tersebut dipenuhi oleh kotoran penguin.

Danger Islands bukanlah wilayah yang mudah dikunjungi. Mereka di sebut 'Kepulauan Berbahaya' karena kondisi di sana seperti itu. Permukaannya hampir selalu tertutup lapisan es yang tebal.

Meski begitu, karena tertarik dengan noda kotoran tersebut, Lynch bersama rekan-rekannya melakukan perjalanan ke Danger Islands untuk survei penuh. ia menginap di Stony Brook University dan menggunakan gambar satelit untuk membantu mereka menghindari es laut yang berbahaya.

"Area sekecil ini tidak akan muncul di peta Antartika. Itulah sebabnya penguin Adélie sulit dideteksi. Padahal, jumlahnya lebih banyak dibanding wilayah Antartika lainnya," ucap Lynch.

Meskipun 1,5 juta merupakan angka yang besar, tetapi itu tidak sebanyak dulu. Setelah analisis mereka terhadap citra satelit, peneliti memutuskan untuk melihat jumlah penguin Adelie di masa lalu, dimulai dari 1982.

Hasilnya menunjukkan bahwa populasi penguin tersebut mencapai puncaknya pada 1990-an. Sayangnya, sejak itu, terjadi penurunan jumlah sekitar 10-20%

Karena Danger Islands hampir selalu dikelilingi dengan laut es, maka penguin Adélie juga lebih terlindungi dari penangkapan dan intervensi manusia lainnya di benua tersebut. Melihat hal itu, hipotesis terbaik mengenai penurunan populasi mereka adalah akibat perubahan iklim.

"Sekarang kami telah menemukan titik tinggal penguin Adélie di Danger Islands. Kami ingin lebih memahami mereka dan melindunginya," pungkas Lynch.


 Pemerintah Mesir baru saja membuka sarkofagus yang ditemukan di makam kuno di Luxor. Kondisi sarkofagus masih dalam kondisi yang sangat baik, begitu pula dengan mumi di dalamnya. 

Yang pertama kali dilihat adalah mumi perempuan yang diyakini berusia 3.000 tahun. Mumi tersebut menghuni salah satu dari dua peti terpisah yang ditemukan di dalam makam yang sama di nekropolis El-Asasef, di tepi barat Sungai Nil, Mesir Selatan.

Meskipun pemerintah Mesir telah mengumumkan beberapa penemuan tahun ini, tetapi ini pertama kalinya mereka membuka sarkofagus kuno di depan awak media internasional.

Menurut salah satu pejabat kementerian, mumi perempuan yang ada di dalam peti bernama Thuya. Namun, peneliti masih mempelajarinya lebih lanjut. Makamnya sendiri berasal dari Kerajaan Mesir, hampir 4.000 tahun lalu.

Sementara itu, di sarkofagus lainnya, para arkeolog mengindentifikasinya sebagai Thaw-Irkhet-if, seorang pendeta yang diketahui kerap mengawetkan beberapa firaun di Kuil Mut, Karnak.

"Salah satu sarkofagus bergaya rishi, dan berasal dari dinasti ke-17. Sementara sarkofagus lainnya berasal dari dinasti ke-18," kata Khaled Al Anani, Menteri Kepurbakalaan Mesir.

Perlu diketahui bahwa dinasti 18 kira-kira eksis pada abad ke-13 SM, dengan firaun-firaun terkenal seperti Tutankhamen dan Ramses II.
Setelah bekerja selama lima bulan untuk membersihkan puing sepanjang 300 meter, tim arkeolog akhirnya menemukan makam khusus ini pada awal bulan. 

Selain dua sarkofagus, makam itu juga berisi mumi, kerangka, dan tengkorak lain. Juga terdapat seribu patung yang terbuat dari kayu dan tanah liat. Dikenal dengan Ushabti, patung-patung pelayan ini dimaksudkan untuk menemani orang mati dan 'melayani' mereka di akhirat.

Berlokasi di antara makam raja di Valley of the Queens dan Valley of the Kings, nekropolis El-Asasef biasanya digunakan untuk mengubur para bangsawan dan wanita yang dekat dengan firaun.


Sebuah benda misterius ditemukan di Pulau Seabrook, Carolina Selatan pada hari Jumat (5/10/2018). Pihak berwenang belum bisa memastikan mengenai identitas benda tersebut. Namun dugaan awal adalah benda misterius ini merupakan sampah antariksa.

Penemuan ini pertama kali ditemukan oleh The Lowcountry Marine Mammal Network dan dipublikasikan dalam laman akun Facebook mereka.

Melansir Charlotte Observer pada Selasa (9/10/2018), benda tersebut berukuran cukup besar, lebih tinggi dari manusia dewasa. Masyarakat sekitar banyak yang menyebutnya sebagai UFO, karena bentuknya memang mirip dengan piring terbang yang selama ini ada di dalam film.

Satu hal yang membuat bingung adalah kenampakan objek tersebut terlihat terbuat dari beton yang sangat tebal. Namun, petugas The Lowcountry Marine Mammal Network membantah dan mengatakan bahwa tampilan foto tersebut menipu. Objek ini sangat lembut ketika disentuh.

"Sentuh saja, dan benda tersebut akan terasa seperti busa yang lembut," kata pihak The Lowcountry Marine Mammal Network. Mereka juga menambahkan bahwa objek misterius tersebut dengan segera dibawa oleh otoritas AS.

The Lowcountry Marine Mammal Network kemudian melontarkan pertanyaan kepada para pengikut akun mereka mengenai identitas objek tersebut. Banyak orang kemudian melontarkan dugaan mereka.

"Saya melihatnya pagi ini saat saya sedang berjalan. Saya berasumsi itu adalah sebuah pelampung, tetapi bisa juga sisa-sisa pesawat alien luar angkasa," tulis Jennifer Passantino di halaman Facebook terkait. 

Di antara banyak dugaan yang dilontarkan, terdapat beberapa dugaan yang paling masuk akal dan populer. Objek ini diduga menjadi bagian dari roket pesawat NASA, pesawat ulang-alik, atau bahkan "kapsul re-entry".

"Benda tersebut seperti pesawat ulang-alik Challenger yang meledak sekitar tiga puluh tahun lalu. Bagi saya, itu terlihat seperti nosel roket," tulis Jim Elrod di halaman Facebook The Lowcountry Marine Mammal Network.

"Anda mungkin dapat menghubungi NASA. Ini bisa saja bagian dari Tank Eksternal pesawat ulang-alik Challenger," kata Barry Dearborn.

Pada bulan Juni lalu, Charlotte Observer juga pernah melaporkan penemuan objek misterius yang terbuat dari logam di tepi pantai Corolla. Penggunaan dan asal-usulnya pun tidak pernah dilaporkan sejak ditemukan.


– Tsunami langka nan ekstrem, mengoyak fyord Alaska tiga tahun lalu, setelah 180 juta ton batu pegunungan jatuh ke laut. Gelombang dahsyat yang menghancurkan garis pantai dan pepohonan pun tak dapat dihindari. Menurut peneliti, ketinggian gelombang saat itu mencapai 182 meter.

Bencana di tenggara Alaska pada 2015 tersebut, merupakan tsunami terparah keempat yang pernah terjadi di Bumi. Dan menurut peneliti, tsunami yang disebabkan mencairnya gletser ini, mungkin akan sering kita temui akibat perubahan iklim.

Ya, studi terbaru telah mengategorikan peristiwa itu sebagai “bahaya yang disebabkan perubahan iklim”.

“Tanah longsor akan semakin sering terjadi karena gletser terus menyusut dan permafrost mencair,” kata para ahli geologi dari Bretwood Higman of Ground Truth Trekking.

Menurut Dan Shugar, geoscientist di University of Washington, 30-40 tahun lalu, Taan Fjord tidak ada sama sekali. Wilayah itu tertutup es semuanya.

Namun, sekitar 1961 hingga 1991, gletser – Tyndall Glacier – bergerak mundur sekitar 16 kilometer dan mengalami penipisan hingga 300 meter.

Ketika longsoran batu besar terjadi tepat di depan gletser, area sempit di fyord mengarahkanya pada gelombang raksasa yang bergerak secepat 60 mil per jam.

“Contoh mudahnya, bayangkan jika ada bola boling yang jatuh ke tengah bak mandi Anda. Air pasti akan keluar melalui beberapa sisi. Namun, jika bola boling jatuh tepat di pinggir bak, air tidak bisa bergerak ke mana-mana. Cara satu-satunya adalah dengan naik ke atas,” papar Shugar.

Delapan bulan setelah tsunami terjadi, para ilmuwan mulai mempelajari reruntuhan, serta mendeteksi garis pantai dari vegetasi, bebatuan, dan puing-puing besar yang seperti terkena ledakan senapan.

Tidak ada korban meninggal maupun terluka saat itu. Namun, Shugar khawatir, di masa depan mungkin kapal pesiar bisa terdampar di fyord Alaska akibat perubahan ekstrem. Dengan kata lain, tsunami dahsyat mungkin terjadi lagi di sana dan lebih parah.

"Ketika lereng gunung menyesuaikan dengan kondisi baru, mereka mungkin melepaskan batuan tunggal dan menimbulkan longsor,” kata Martin Lüthi, ahli geografi di University of Zurich yang tidak terlibat dalam penelitian.

“Longsoran batu telah terjadi di wilayah dunia yang mengalami pencairan gletser dengan cepat. Peristiwa ini bisa memicu gelombang tsunami besar jika bebatuan menimpa danau atau fyord,” tambahnya.

Tsunami bukan satu-satunya bahaya yang disebabkan oleh pencairan glasial. Gletser gunung meleleh juga dapat menciptakan danau besar di dataran tinggi yang akan mengalir ke bawah lereng.
 



Suhu di Inggris pada Jumat (20/7) lalu, mencapai 37 derajat celsius. Namun, tidak hanya Inggris, negara-negara lain di dunia juga sedang menghadapi suhu ekstrem.

Skandinavia, Kanada, Siberia, Jepang, dan Laut Kaspia, mengalami panas terparah yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Peta yang dibuat Climate Change Institute di University of Maine ini menunjukkan bagaimana hampir semua negara di planet Bumi berada dalam cengkeraman gelombang panas yang membahayakan – terbukti mematikan di beberapa wilayah.

Di Oman, suhu paling dinginnya hanya mencapai 42,6 derajat celsius. Sementara Swedia terpukul oleh kebakaran hutan yang menyebar ke utara hingga Lingkaran Arktika.

Di Yunani, setidaknya 80 penduduk tewas akibat kebakaran brutal yang membakar kota pesisir dekat Athena.

Jepang bahkan telah menetapkan gelombang panas sebagai bencana alam setelah puluhan warganya meninggal dan ribuan lainnya dirawat di rumah sakit akibat serangan suhu di atas 40 derajat celsius.

Gelombang panas di Korea Selatan menelan sepuluh nyawa dan Kanada 70 orang.

Badan Meteorologi Inggris, menyarankan untuk menghindari paparan sinar matahari. “Jauhi matahari dan jaga rumah sedingin mungkin. Menutup jendela di siang hari juga mungkin dapat membantu. Buka ketika suhu lebih dingin di malam hari. Selain itu, jangan lupa untuk banyak minum air putih,” papar mereka.

Para penduduk juga dilarang untuk berjalan-jalan dengan anjing atau hewan peliharaan lainnya. Sebab, suhu panas di permukaan tanah meningkatkan risiko tangan kaki mereka terbakar.


Lahir pada tahun 1878 di Austria, Franz Reichelt kemudian memantapkan dirinya di Prancis sebagai penjahit pakaian yang sohor dan sukses.

Ia menyewa sebuah apartemen di lantai 3 di 8 rue Gaillon dekat Avenue de l'Opera, yang disewanya sejumlah 1500 franc selama setahun sejak 1907. Di sana ia membuka usaha penjahitan baju yang kemudian dijual kepada orang-orang Austria yang datang ke Paris.

Beberapa sumber mengungkapkan bahwa ada motivasi tersendiri yang membuatnya sangat giat untuk menciptakan dan mendesain setelan parasutnya.

"Sejak Juli 1910, Reichelt mulai mengembangkan baju parasutnya," tulis Gabe Paoletti kepada All Thats Interesting dalam artikelnya berjudul The Story Of Franz Reichelt, The Man Who Died Jumping Off The Eiffel Tower, pada tahun 2021.

"Di tahun-tahun itu, ia telah menyaksikan perkembangan pesat pesawat terbang di masa awal kemunculannya dengan penuh pesona," tambahnya.

Tetapi, ketika ia membaca cerita tentang banyaknya kasus kecelakaan pesawat, Reichelt menjadi bertekad untuk membantu para pilot. Dari sana, ia mulai mengembangkan sebuah setelan parasut.

"Dia membayangkan sesuatu yang cukup ringan sehingga pilot bisa memakainya, dan cukup kuat sehingga bisa menyelamatkan nyawa pilot," lanjutnya.

Boneka demi boneka percobaan berparasut —dilempar dari apartemen Reichelt di Paris— dan mereka jatuh langsung ke permukaan Bumi begitu saja tanpa pendaratan yang baik.

Namun, Reichelt menjadi yakin bahwa masalahnya bukan terletak pada penemuannya, tetapi pada bagaimana dia mengujinya. Dia percaya bahwa dia perlu mengujinya dari ketinggian yang lebih tinggi dan apartemennya bukanlah tempat yang cukup tinggi.

"Setelan parasut itu belum sempat bersentuhan dengan udara, jadi saya membutuhkan lima puluh atau seratus meter, bukan dua puluh lima (apartemennya), maka hasilnya akan luar biasa," kenang Reichelt sebelum melakukan uji coba pertamanya.


Ia semakin termotivasi untuk mewujudkan penemuannya ketika Aéro-Club de France, menawarkan hadiah sebesar 10.000 franc kepada siapa saja yang dapat membuat parasut keselamatan untuk penerbang yang beratnya tidak melebihi 25 kg.

Menara Eiffel menawarkan hal yang ia butuhkan. Benar saja, pada 4 Februari 1912, Reichelt memanggil teman, jurnalis, dan juru kamera untuk menyaksikannya melompat dalam uji cobanya dari platform pertamanya, Menara Eiffel.

"Franz Reichelt mulai melobi polisi Paris untuk membiarkan dia menguji penemuannya dari Menara Eiffel. Setelah satu tahun, mereka akhirnya setuju," terang Paoletti.

Franz Reichelt tiba di Menara Eiffel pada pukul 7 pagi. Tapi yang membuat teman-temannya ngeri, saat menemukan ia tidak membawa boneka apapun sebagai instrumen uji cobanya.

"Yang para rekan jurnalis dan kameramen termukan adalah ia mengenakan setelan parasutnya sendiri, dan bermaksud mengujinya sendiri dengan tubuhnya," terusnya.

Banyak teman Reichelt, serta seorang penjaga keamanan yang bekerja di sana, mencoba meyakinkannya untuk tidak melompat. Tapi Reichelt tak bergeming, ia tidak terpengaruh.


Saat kerumunan di bawah menyaksikan, Reichelt berjalan ke platform pertama Menara Eiffel, sekitar 200 kaki (61 meter) dari tanah.

Sebelum melompat, seorang rekan penerjun payungnya telah memperingatkan Reichelt bahwa parasutnya tidak akan memiliki cukup waktu untuk (mengembang) digunakan.

Pada 8:22, Reichelt telah mencapai posisinya. Melangkah ke atas meja kecil di sebelah tepi peron, dia merobek koran dan mempelajari arah angin. Kemudian, dia melihat ke bawah lalu melompat dengan percaya diri.

Akhirnya, dalam persekian detik ia telah terjun. Parasutnya hanya terlipat di sekelilingnya, dan dia jatuh dengan keras ke rerumputan yang membeku.

"Dia jatuh sangat keras… darah menetes dari mulut, hidung, dan telinganya… lengan dan kaki kanannya remuk, tengkorak dan punggungnya patah. Ia tewas seketika," pungkasnya.

Meskipun polisi bergegas ke sisi Franz Reichelt, penjahit berusia 33 tahun itu telah meninggal karena luka-lukanya. Kejatuhannya telah meninggalkan lubang enam inci di tanah.

Dan hari ini, Reichelt tidak dikenang karena penemuannya, yang ia rancang dengan aspirasi yang paling tulus. Sebaliknya, dia diingat Paris dan dunia karena keangkuhannya.



Benteng kota Bilhorod Kyivskyi pertama kali muncul dalam catatan sejarah pada tahun 980 ketika disebutkan dalam kronik-kronik kuno. Saat ini, bangunan benteng ini dapat ditemukan di dekat desa modern Bilohorodka, di tepi kanan Sungai Irpin di Ukraina.

Area benteng ini dulunya pernah menjadi tanah kekuasaan orang-orang Drevlyan, suku Slavia yang menentang dimasukkan ke dalam Rus Kiev, sebuah negara yang dulu ada di Ukraaina. Suku ini secara historis menentang pangeran Kiev.

Vladimir I dari Kiev, penguasa Rus Kiev antara tahun 980 hingga 1015 Masehi yang dikenal sebagai Vladimir Agung, membangun sebuah benteng di Bilhorod Kyivskyi pada tahun 991. Benteng tersebut kemudian menjadi tempat tinggal pilihannya.

Dikutip dari Ancient Origins, para sejarawan berpendapat bahwa membangun sebuah benteng di sini bisa menjadi upaya untuk menegakkan kekuasaan Rus Kiev atas suku Drevlyan. Selain itu benteng ini juga berfungsi untuk melindungi Kiev dari serangan dari para pengembara sengit dari Great Steppe.

Pada tahun 997, benteng kota Bilhorod Kyivskyi terkenal melawan Pecheneg, orang-orang nomaden dari Asia Tengah, selama pengepungan yang panjang dan mengerikan. Kronik Slavia kuno yang dikenal sebagai Kronik Utama Rus mencatat bahwa selama pengepungan, penduduk Bilhorod Kyivskyi mengambil bagian dalam veche, semacam pertemuan yang terjadi di negara-negara Slavia, untuk memutuskan apakah akan menyerah atau tidak kepada Pecheneg.

Kota Bilhorod-Dnistrovskyy runtuh ketika orang-orang Mogul menyerbu Rus Kiev pada abad ke-13, dan setelah kejatuhan kekuasaan negara itu di Kiev. Antara sekitar tahun 1237 dan 1242, bangsa Mongul mengambil alih wilayah tersebut, dan Rus Kiev kemudian pecah berkeping-keping yang seiring waktu menjadi negara modern Ukraina, Belarusia, dan Rusia.

Sekarang yang tersisa hanyalah reruntuhan yang terletak di dekat desa kecil Ukrania bernama Bilohorodka. Situs arkeologi ini memiliki luas 110 hektare.

Benteng kota Bilhorod Kyivskyi adalah satu-satunya benteng Drevlian yang masih ada serta benteng terbesar yang bertahan dari era ini.

Menurut Internet Encyclopedia of Ukraine, reruntuhan di Bilhorod Kyivskyi pertama kali digali dan ditemukan oleh Vikentii Khvoika, seorang arkeolog Ukraina asal Ceko, antara tahun 1909 dan 1910. Selama eksplorasi arkeologi ini, mereka menemukan sisa-sisa tempat tinggal, benteng, fondasi gereja, bengkel, alat-alat, dan objek lainnya.

Penggalian yang lebih baru telah menemukan ribuan artefak, di bawah naungan Ekspedisi Arkeologi Bilhorod, yang diatur oleh Institut Arkeologi di Akademi Ilmu Pengetahuan Ukraina.

Benteng Bilhorod Kyivski berlokasi sekitar 20 kilometer di sebelah timur dari pusat Kiev di sepanjang jalan raya R04 dan hanya melewati desa Bilohorodka. Anda bisa sampai di sana menggunakan transportasi umum dari Kiev untuk mendatangi sisa bangunan benteng tersebut.


 


 Namanya terdengar legendaris, tetapi serangga yang baru ditemukan Neuroterus (noo-ROH'-teh-rus) valhalla tidak terlihat atau berperan penuh di alam. Panjangnya hampir satu milimeter dan menghabiskan 11 bulan dalam setahun terkunci di ruang bawah tanah.

Neuroterus valhalla memang memiliki perbedaan yang patut diperhatikan sebagai spesies serangga pertama yang dideskripsikan di samping genomnya yang sepenuhnya terurut, dan para peneliti Rice University yang menemukannya sedang bersiap-siap untuk melihat bagaimana tawon kecil yang tidak menyengat ini mungkin telah terpengaruh oleh peristiwa ‘membekukan’ bersejarah di Houston pada Februari 2021.

Spesies baru ini dijelaskan dalam makalah yang diterbitkan bulan ini di jurnal Systematic Entomology pada 10 Januari 2022 berjudul "Describing biodiversity in the genomics era: A new species of Nearctic Cynipidae gall wasp and its genome". Namanya adalah penghormatan tempat ditemukannya, yaitu tepat di luar pub mahasiswa pascasarjana Rice Valhalla.

"Ini akan menjadi kesempatan yang terlewatkan untuk tidak menyebutnya sesuatu yang berhubungan dengan Rice atau Valhalla," kata Pedro Brandão-Dias, penulis utama makalah, yang pertama kali mengumpulkan N. valhalla dari cabang-cabang pohon ek besar yang hidup di dekat bar kampus di musim semi 2018, seperti yang dilaporkan Tech Explorist.

Brandão, seorang Brasil, belum pernah melihat pohon ek sebelum mengunjungi Rice pada tahun 2015 untuk memperoleh beasiswa penelitian sarjana di lab ahli biologi evolusi Scott Egan, penulis studi yang sesuai. Brandão kembali ke kelompok Egan pada tahun 2018 untuk sekolah pascasarjana, dan meskipun penelitian utama Brandão berpusat pada penggunaan DNA lingkungan untuk mendeteksi spesies yang terancam punah atau invasif, semua orang di lab pada setiap musim semi mempelajari serangga dari famili Cynipidae. Dikenal sebagai tawon empedu, mereka adalah favorit kelompok Egan karena mereka dapat dikumpulkan dari pohon ek hidup yang menyelimuti kampus Rice seluas 300 hektar. Dalam delapan tahun Egan di Rice, labnya telah menemukan setidaknya banyak spesies baru baik tawon empedu ataupun predator yang menyerang mereka.

“Di Rice, kami menekankan belajar sambil melakukan. Di lab saya, mahasiswa sarjana dan pascasarjana berbagi pengalaman proses pembelajaran dengan mempelajari ekosistem yang beragam secara biologis di pohon ek hidup tepat di luar pintu depan kami. Berbekal kesabaran dan kaca pembesar, penemuan ini tidak ada habisnya,” kata ahli biologi, Scott Egan.

Seperti tawon empedu lainnya, N. Valhalla menipu pohon inangnya untuk memberi makan dan melindungi anak-anak mereka. Ada hampir 1.000 spesies tawon empedu yang diketahui. Beberapa muncul dari gall cokelat bulat yang terbentuk di bagian bawah daun ek, sedangkan yang lain membentuk gall di dalam cabang dan yang lain di bunga pohon.

Brandão berkata, “Begitu mereka muncul, mereka hanya hidup tiga atau empat hari. Mereka tidak makan. Satu-satunya tujuan mereka adalah untuk kawin dan bertelur.”

Butuh waktu hampir empat tahun untuk mendeskripsikan spesies baru ini karena N. Valhalla seperti banyak galeri lainnya, bertelur dua kali setahun. Menemukan di mana N. Valhalla bertelur dalam generasi bergantian membutuhkan sedikit waktu.

“Untuk memastikan ke mana mereka pergi setelah mereka meninggalkan bunga, saya melakukan percobaan di mana kami menawarkan tawon seikat jaringan berbeda dari pohon dan mengamati mereka. Idenya adalah untuk menonton N. Valhalla yang baru saja muncul dari bagian bawah tanah pohon ek catkins di Rice dan menangkap mereka sedang bertelur di bagian tanaman yang berbeda,” tutur Brandão.

“Vinson membuat katalog dan mengumpulkan sampel tawon yang muncul dari catkins dan melakukan eksperimen pengamatan di mana kami memasukkan serangga ke dalam cawan petri dengan sekumpulan tisu dan kemudian mengamati untuk melihat ke mana mereka pergi. Karena ini selama COVID, saya mengambil beberapa dari mereka kembali ke rumah dan meletakkannya di mikroskop dan mengambil gambar dengan telepon saya,” jelasnya.

Generasi N. Valhalla yang menetas dalam kulit ek catkins hidup berubah dari telur menjadi dewasa sepenuhnya dalam 2-3 minggu. Siklus ini memakan waktu 11 bulan untuk generasi yang tumbuh di dalam cabang.

“Jika mereka keluar pada waktu yang salah, dan tidak ada bunga di sekitarnya, mereka tidak dapat bertelur, dan mereka mati. Mereka harus keluar pada waktu yang tepat saat pohon itu berbunga,” ujar Brandão.
 


Para ilmuwan di Polandia mengidentikasi sebuah janin yang telah termumifikasi atau terawetkan selama lebih dari 2.000 tahun dalam rahim kasar mumi hamil Mesir kuno. Dalam sebuah makalah terbaru yang terbit di Journal of Archaeological Science pada Januari 2022, para ilmuwan tersebut memaparkan proses tidak biasa yang menyebabkan terawetkannya janin tersebut.

Penelitian terhadap mumi janin tersebut merupakan bagian dari Warsaw Mummy Project. Proyek ini diluncurkan pada tahun 2015 oleh tim bio-arkeolog dari University of Warsaw.

Situs web Warsaw Mummy Project mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk "memeriksa secara menyeluruh mumi manusia dan hewan dari Mesir kuno yang ada di National Museum di Warsawa." Pada April 2021, BBC mengumumkan bahwa tim peneliti Warsaw Mummy Project menerbitkan sebuah artikel di Journal of Archaeological Science yang mengungkap kasus pertama mumi Mesir kuno yang hamil dan janin mumi yang terdokumentasikan.

Mumi hamil berusia 2.000 tahun itu kini dipajang di National Museum di Warsawa. Pada awalnya, para peneliti meyakini mumi tersebut merupakan sisa-sisa tubuh Hor-Djehuti, seorang Imam Besar Amun dari zaman Ahmose I yang hidup pada awal Dinasri ke-18 (1539-1292 Sebelum Masehi).

Namun, pada tahun 2016, Warsaw Mummy Project mengumumkan bahwa mumi itu sebenarnya adalah seorang wanita hamil yang dibalsem. Wanita itu meninggal dan dimumifikasikan ketika kehamilannya telah berusia 26 hingga 30 minggu.

Dalam makalah terbaru yang terbit di awal 2022 ini, para peneliti mengatakan misteri mumi hamil ini ada berkat proses kimia yang tidak biasa yang menyebabkan janin tersebut "terasamkan" dan terjebak oleh waktu.

Profesor Ożarek-Szilke, bio-arkeolog sekaligus salah satu direktur Warsaw Mummy Project, menjelaskan bahwa untuk mengeringkan jasada wanita hamil tersebut, para pembalsem menutupinya dengan natron, senyawa alami dari garam natrium yang digunakan secara luas dalam prasejarah di seluruh Mesir, Timur Tengah dan Yunani. Dikutip dari Ancient Origins, bubuk natron banyak digunakan seperti soda kue dalam memasak, obat-obatan dan pertanian, tetapi juga memiliki kegunaan dalam pembuatan kaca dan mumifikasi.

Natron bertindak sebagai disinfektan alami dan agen pengeringan dan itu adalah material utama yang digunakan dalam proses mumifikasi Mesir kuno. Dalam proses mumifikasi, setelah organ-organ dikeluarkan dari jasad dan rongga internal jasad tersebut ditaburi dengan natron kering, jaringan tubuh kemudian terawetkan sehingga bisa jadi mumi. Kemudian, jasad tersebut dilapisi dengan lumpur kering Nil, serbuk gergaji, lumut, dan kain kering agar lebih fleksibel.

Dalam makalah studi baru ini, para ilmuwan menulis bahwa ketika natron disebarkan ke tubuh wanita hamil tersebut, "itu menyebabkan asam format dan senyawa lain" bermanifestasi di dalam rahim tersebut. Hal ini menciptakan kondisi sempurna untuk mengawetkan janin tersebut.

Dalam kasus mumi wanita hamil ini, peningkatan keasaman jasadnya berfungsi juga untuk mengawetkan janin tersebut. Karena beberapa proses kimia yang berkaitan dengan dekomposisi, kata para ilmuwan, tingkat pH atau keasaman di dalam tubuh wanita itu bergeser dari lingkungan basa ke lingkungan yang lebih asam.

Makalah baru mereka menjelaskan bahwa asam ini menyebabkan mineral-mineral yang terperangkap di dalam tulang-tulang janin itu kecil mengering. Dan seiring waktu, tulang-tulang tersebut jadi "termineralisasi" atau "terasamkan."


Sebuah tim astronom internasional baru-baru ini telah mengidentifikasi kelas baru nebula galaksi. Penemuan mereka menawarkan bukti untuk cangkang yang dikembangkan sepenuhnya dari sistem selubung umum (CE). CE adalah fase selubung umum dari sistem bintang biner.

“Menjelang akhir hayatnya, bintang normal mengembang menjadi bintang raksasa merah. Karena sebagian besar bintang berada di bintang biner, ini memengaruhi evolusi di akhir hidupnya. Dalam sistem biner tertutup, bagian luar yang mengembang dari sebuah bintang menyatu sebagai selubung umum di sekitar kedua bintang. Namun, di dalam selubung gas ini, inti kedua bintang praktis tidak terganggu dan mengikuti evolusinya seperti bintang tunggal independen," jelas Stefan Kimeswenger, astrofisikawan dari University of Innsbruck.

Para peneliti sekarang telah mempublikasikan hasil penelitian mereka di jurnal Astronomy & Astrophysics pada 17 Desember 2021 dengan menuliskan judul pendek: YY Hya and its interstellar environment.

Banyak sistem bintang diketahui sebagai sisa-sisa evolusi semacam itu. Sifat kimia dan fisiknya berfungsi sebagai sidik jari. Juga, sistem bintang yang baru saja akan mengembangkan selubung umum telah ditemukan karena kecerahannya yang spesifik dan tinggi. Namun, selubung CE yang sepenuhnya berkembang dan pelepasannya ke ruang antarbintang sejauh ini belum diamati dalam bentuk ini.

"Selubung ini sangat penting untuk pemahaman kita tentang evolusi bintang di fase akhir mereka. Selain itu, mereka membantu kita untuk memahami bagaimana mereka memperkaya ruang antarbintang dengan unsur-unsur berat, yang kemudian pada gilirannya penting untuk evolusi sistem planet, seperti kita sendiri," jelas Kimeswenger, mengenai pentingnya nebula galaksi yang baru ditemukan.

Dia menambahkan penjelasan mengapa kemungkinan penemuan mereka rendah: "Mereka terlalu besar untuk bidang pandang teleskop modern dan pada saat yang sama mereka sangat redup. Selain itu, masa hidup mereka agak pendek, setidaknya jika dipertimbangkan dalam skala waktu kosmik. Hanya beberapa ratus ribu tahun."

Titik awal untuk penemuan unik ini adalah sekelompok astronom amatir Jerman-Prancis. Melalui kerja keras mereka mencari gambar langit bersejarah untuk objek yang tidak diketahui di arsip yang sekarang telah didigitalkan dan akhirnya menemukan fragmen nebula di pelat fotografi dari tahun 1980-an.


Kelompok tersebut lalu menghubungi pakar ilmiah internasional, termasuk Departemen Astro dan Fisika Partikel di University of Innsbruck, yang berpengalaman di bidang ini. Dengan mengumpulkan dan menggabungkan pengamatan dari 20 tahun terakhir, yang berasal dari arsip publik berbagai teleskop dan dengan data dari empat satelit luar angkasa yang berbeda, para peneliti di Innsbruck dapat mengesampingkan asumsi pertama mereka, yaitu penemuan nebula planet yang disebabkan oleh sisa-sisa bintang yang sekarat. Luasnya nebula yang sangat besar akhirnya menjadi jelas dengan bantuan pengukuran yang dilakukan oleh teleskop di Cili.

Para ilmuwan di AS akhirnya menyelesaikan pengamatan ini dengan spektrograf. “Diameter awan utama adalah 15,6 tahun cahaya, hampir 1 juta kali lebih besar dari jarak bumi ke matahari dan jauh lebih besar dari jarak matahari kita ke bintang tetangga terdekatnya. Karena objek tersebut terletak sedikit di atas Bimasakti, nebula ini dapat berkembang sebagian besar tidak terganggu oleh awan lain di gas sekitarnya," tutur Kimeswenger tentang penemuan tersebut.

Dengan menggabungkan semua informasi ini, para peneliti telah berhasil membuat model objek. Ini terdiri dari sistem biner dekat dari bintang katai putih 66.500 derajat dan bintang normal dengan massa sedikit di bawah Matahari. Keduanya mengorbit satu sama lain hanya dalam waktu 8 jam 2 menit dan pada jarak hanya 2,2 jari-jari matahari. Karena jarak yang kecil, bintang pendamping, dengan suhu hanya sekitar 4.700 derajat, dipanaskan dengan kuat di sisi yang menghadap katai putih, yang menyebabkan fenomena ekstrem dalam spektrum bintang dan variasi kecerahan yang sangat teratur. Di sekitar kedua bintang ada selubung raksasa yang terdiri dari bahan terluar katai putih. Dengan massa lebih dari satu massa matahari, material ini lebih berat daripada bintang katai putih dan bintang pendampingnya, dan terlempar ke luar angkasa sekitar 500.000 tahun yang lalu.

Bagian lain dari teka-teki yang berkaitan dengan penemuan kelas baru nebula galaksi ini belum terpecahkan.

"Bahkan mungkin sistem ini terkait dengan pengamatan nova yang dilakukan oleh astronom Korea dan Cina pada tahun 1086. Bagaimanapun, posisi pengamatan sejarah sangat cocok dengan objek kita yang dijelaskan di sini," pungkas Kimeswenger.