Para ilmuwan di Polandia mengidentikasi sebuah janin yang telah termumifikasi atau terawetkan selama lebih dari 2.000 tahun dalam rahim kasar mumi hamil Mesir kuno. Dalam sebuah makalah terbaru yang terbit di Journal of Archaeological Science pada Januari 2022, para ilmuwan tersebut memaparkan proses tidak biasa yang menyebabkan terawetkannya janin tersebut.
Penelitian terhadap mumi janin tersebut merupakan bagian dari Warsaw Mummy Project. Proyek ini diluncurkan pada tahun 2015 oleh tim bio-arkeolog dari University of Warsaw.
Situs web Warsaw Mummy Project mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk "memeriksa secara menyeluruh mumi manusia dan hewan dari Mesir kuno yang ada di National Museum di Warsawa." Pada April 2021, BBC mengumumkan bahwa tim peneliti Warsaw Mummy Project menerbitkan sebuah artikel di Journal of Archaeological Science yang mengungkap kasus pertama mumi Mesir kuno yang hamil dan janin mumi yang terdokumentasikan.
Mumi hamil berusia 2.000 tahun itu kini dipajang di National Museum di Warsawa. Pada awalnya, para peneliti meyakini mumi tersebut merupakan sisa-sisa tubuh Hor-Djehuti, seorang Imam Besar Amun dari zaman Ahmose I yang hidup pada awal Dinasri ke-18 (1539-1292 Sebelum Masehi).
Namun, pada tahun 2016, Warsaw Mummy Project mengumumkan bahwa mumi itu sebenarnya adalah seorang wanita hamil yang dibalsem. Wanita itu meninggal dan dimumifikasikan ketika kehamilannya telah berusia 26 hingga 30 minggu.
Dalam makalah terbaru yang terbit di awal 2022 ini, para peneliti mengatakan misteri mumi hamil ini ada berkat proses kimia yang tidak biasa yang menyebabkan janin tersebut "terasamkan" dan terjebak oleh waktu.
Profesor Ożarek-Szilke, bio-arkeolog sekaligus salah satu direktur Warsaw Mummy Project, menjelaskan bahwa untuk mengeringkan jasada wanita hamil tersebut, para pembalsem menutupinya dengan natron, senyawa alami dari garam natrium yang digunakan secara luas dalam prasejarah di seluruh Mesir, Timur Tengah dan Yunani. Dikutip dari Ancient Origins, bubuk natron banyak digunakan seperti soda kue dalam memasak, obat-obatan dan pertanian, tetapi juga memiliki kegunaan dalam pembuatan kaca dan mumifikasi.
Natron bertindak sebagai disinfektan alami dan agen pengeringan dan itu adalah material utama yang digunakan dalam proses mumifikasi Mesir kuno. Dalam proses mumifikasi, setelah organ-organ dikeluarkan dari jasad dan rongga internal jasad tersebut ditaburi dengan natron kering, jaringan tubuh kemudian terawetkan sehingga bisa jadi mumi. Kemudian, jasad tersebut dilapisi dengan lumpur kering Nil, serbuk gergaji, lumut, dan kain kering agar lebih fleksibel.
Dalam makalah studi baru ini, para ilmuwan menulis bahwa ketika natron disebarkan ke tubuh wanita hamil tersebut, "itu menyebabkan asam format dan senyawa lain" bermanifestasi di dalam rahim tersebut. Hal ini menciptakan kondisi sempurna untuk mengawetkan janin tersebut.
Dalam kasus mumi wanita hamil ini, peningkatan keasaman jasadnya berfungsi juga untuk mengawetkan janin tersebut. Karena beberapa proses kimia yang berkaitan dengan dekomposisi, kata para ilmuwan, tingkat pH atau keasaman di dalam tubuh wanita itu bergeser dari lingkungan basa ke lingkungan yang lebih asam.
Makalah baru mereka menjelaskan bahwa asam ini menyebabkan mineral-mineral yang terperangkap di dalam tulang-tulang janin itu kecil mengering. Dan seiring waktu, tulang-tulang tersebut jadi "termineralisasi" atau "terasamkan."
0 Responses "Mumi Janin Ditemukan dalam Rahim Wanita Mesir Berusia 2.000 Tahun"
Post a Comment