Major Mass Extinction atau Mass Cataclysm (kehancuran luar biasa/kepunahan massal) sudah pernah terjadi sebanyak 5 kali di bumi. Lima peristiwa ini dikemukakan oleh Jack Sepkoski dan David M. Raup, dan dijuluki sebagai ‘The Big 5’.
Peristiwa seperti ini jauh di luar jangkauan adaptasi makhluk hidup, karena efek yang masif pada iklim bumi dalam waktu yang relatif singkat. Minimalnya, setiap peristiwa ini bisa memusnahkan lebih dari 65% spesies yang ada pada saat itu. Berikut 5 Major Mass Ectinction yang sudah pernah melanda bumi.
O-S Extinction, 444 juta tahun lalu
Peristiwa Great Cataclysm pertama dalam sejarah kehidupan di planet bumi adalah O-S Extinction. O-S merupakan singkatan Ordovician–Silurian. Extinction merupakan peristiwa kepunahan massal yang mengakhiri era Ordovician, masa dimana dinosaurus baru akan muncul beratus juta tahun lagi.
Di zaman ini, kehidupan masih berorientasi di lautan (baru sedikit hewan darat). Peristiwa ini memusnahkan sekitar 86% spesies yang hidup pada zaman itu.
Penyebab kepunahan massal dalam peristiwa ini sangat kompleks dan saling menguatkan dengan berbagai teori. Mulai dari teori adanya paparan sinar gamma dari Hypernova (ledakan bintang yang bahkan jauh lebih kuat dari Supernova, berasal dari bintang yang jauh lebih besar dari matahari) yang berjarak 6000 tahun cahaya dari bumi, sampai logam beracun yang mengontaminasi dari batuan di dasar lautan.
Late Devonian Extinction, 375 juta tahun yang lalu
‘Kiamat’ kembali melanda kehidupan di bumi, tepatnya di akhir era Devonian. Kehidupan sudah memiliki tanaman berbentuk pohon (sudah tidak lagi perdu) yang tersusun atas lignin (hasil evolusi, suatu struktur yang kuat namun juga fleksibel).
Kehidupan masih menjadi milik hewan lautan dengan spesies dominan berupa trilobites (spesies ini dulu merajai bumi, jauh sebelum dinosaurus, dia bertahan di bumi lebih dari 270 juta tahun). Namun, dengan munculnya Cataclysm, sangat banyak spesies yang punah dan terutama makhluk yang tinggal di lautan.
Total peristiwa Cataclysm ini memusnahkan kurang lebih 75% spesies yang hidup pada masa itu.
Penyebab yang paling pasti dari peristiwa ini adalah Algal Bloom. Kenapa bisa? Jawabannya ada dari keberadaan tanaman pohon itu sendiri. Tanaman pohon yang akarnya jauh tertancap ke dalam bumi. Hal ini melepaskan nutrient ke samudra (hampir mirip peristiwa Eutrofikasi enceng gondok akibat pemakaian pupuk berlebih).
Hal ini menyebabkan algae tumbuh dan hidup subur di samudra, lalu menggunakan hampir seluruh oksigen yang ada di samudra. Sisanya dapat bisa ditebak, makhluk hidup di lautan musnah akibat kehabisan oksigen.
Permian Extinction, 251 juta tahun lalu
Akhirnya kita sampai pada suatu peristiwa kepunahan massal terbesar, terburuk, yang pernah menimpa kehidupan di planet bumi. Suatu Cataclysm yang kemudian dijuluki “The Great Dying”. Terjadi di akhir era Permian, menjadi suatu bentuk pukulan telak bagi kehidupan yang ada di bumi saat itu.
Bagaimana tidak, 96% dari seluruh spesies yang ada di bumi saat itu musnah total. Semuanya, mulai dari trilobites (yang masih bertahan dari kejadian Devonian Event) sampai hampir seluruh hewan darat dan lautan jadi korban. Kepunahan dinosaurus (yang masih terjadi di masa depan) terlihat sebagai bencana ‘kecil-kecilan’ bila dibandingkan peristiwa ini.
Apa yang menyebabkan peristiwa ini sedemikian mematikan bagi kehidupan saat itu? Pertama, penyebab peristiwa ini adalah erupsi gunung berapi, yang sekarang menjadi daerah Siberia.
Bumi menjadi neraka bagi kehidupan saat itu. Arus air laut terhenti akibat iklim yang ekstrem, menyebabkan hampir seluruh makhluk hidup di laut mati karenanya. Hanya sebagian kecil kehidupan yang selamat dari bencana itu.
Tr-J Extinction, 200 juta tahun lalu
Lanjutan kehidupan dari 4% spesies yang tersisa dari Permian Extinction. Setelah bersusah payah dibentuk oleh evolusi baru, kembali menghadapi Great Cataclysm lainnya.
Walaupun tidak sebesar pengaruh kejadian sebelumnya, kemusnahan sekitar 80% spesies yang ada menyebabkan perubahan sangat besar bagi kehidupan yang ada di bumi. Peristiwa ini terjadi di akhir masa Triassic, dan tepat sebelum benua besar Pangaea mulai pecah.
Mungkin beda dari peristiwa lain di daftar ini, penyebab Triassic–Jurassic Event masih belum dapat dipastikan kebenarannya. Beberapa teori dikemukakan, seperti Collision atau tabrakan asteroid, sampai perubahan iklim akibat Green House Effect (dikemukakan sebagai dampak sekunder yang timbul dari peristiwa ‘The Great Dying’ sebelumnya).
Yang jelas, dampak yang ditimbulkan sangat besar, jadi apa pun Cataclysm yang terjadi, dipastikan itu merupakan bencana yang sangat besar.
Tapi selain hal mengerikan mengenai kepunahan tersebut, peristiwa ini menggulirkan babak baru dalam sejarah kehidupan bumi. Kepunahan hewan seperti Archosaurs, Therapsids, dan lainnya, memberikan kesempatan bagi Dinosaurus untuk menguasai planet bumi.
K-Pg Extinction, 65 juta tahun lalu
Cretaceous-Paleogene Extinction adalah peristiwa yang menyebabkan kepunahan seluruh Dinosaurus (walau beberapa Dinosaurus terbang masih bisa selamat dari peristiwa ini). Tak cuma dinosaurus, hewan yang menguasai lautan saat itu, seperti Ammonites, juga musnah. Total kejadian Mass Extinction yang terakhir kali terjadi ini menghilangkan 76% spesies di bumi kala itu.
Penyebabnya, seperti yang kita ketahui, adalah tabrakan asteroid yang luar biasa. Tapi sebenarnya tabrakan asteroid yang setara dengan 100 teraton TNT hanyalah pukulan 'pamungkas' dari serangkaian bencana yang sudah lebih dahulu terjadi.
Lagi-lagi, aktivitas vulkanik yang menyebabkan perubahan iklim ekstrem di bumi saat itu, menghambat aliran samudra, dan sebagai konsekuensinya membunuh banyak sekali makhluk laut pada saat itu.
Tabrakan asteroid yang terkenal itu lebih memberikan dampak terhadap hewan darat seperti Dinosaurus. Untungnya, beberapa hewan mamalia dapat selamat dari kejadian ini, dan memberikan lanjutan sejarah bagi kehidupan (nenek moyang semua mamalia yang kita lihat sekarang).
0 Responses "Ternyata, Bumi Sudah Pernah Mengalami Lima Kali Kiamat"
Post a Comment