Pada 12 Agustus 2000, kapal selam Kursk K-141 milik Rusia yang bermuatan 118 orang tenggelam di Laut Barentz. Fenomena ini adalah kecelakaan kapal selam terburuk yang pernah ada.

Padahal, pihak angkatan laut Rusia sebelumnya mengklaim bahwa kapal selam itu tidak bisa tenggelam, tahan dari serangan torpedo langsung, dan merupakan kebanggaan mereka.

Melansir dari The Guardian pada 2001, kapal selam itu berukuran dua jet jumbo, dan bertugas sebagai kapal selam raksasa. Kursk memiliki dua lambung yang dipisahkan celah sekitar satu hingga dua meter, dan dibagi menjadi sembilan kompartemen yang kedap air.

Maka, pada hari itu Kursk mendapat tugas untuk peluncuran torpedo dalam kegiatan latihan angkatan laut. Kegiatan ini merupakan latihan militer kelautan pertama di Rusia setelah kejatuhan Uni Soviet satu dekade sebelumnya.

Dirunut berdasarkan waktu, Robert Burl Brannon dalam buku Russian Civil-Military Relations (2009), peristiwa itu bermula ketika Kursk meminta izin untuk meluncurkan torpedo, karena sebelumnya ditunda berkali-kali.

Peluncuran baru dilakukan pada 11:29. Bukannya muncul torpedo ke permukaan laut, justru lembaga seismik Norwegia mendeteksi ada getaran sekitar 1,5 skala Richter.

Getaran itu dipusatnya sendiri berkekuatan 4,2 skala Richter, dan terdeteksi juga di Alaska, Amerika Serikat.

Bahkan lembaga seismik Blacknest, Inggris, mengidentifikasi ada dua ledakan di Laut Barents, dengan perbandingan ledakan kedua lebih besar seratus kali dari sebelumnya. Jeda antara ledakan itu hanya dalam 2 menit 15 detik.

Dalam arsip St. Petersburg Times, awak dari kapal selam Karelia sudah mendeteksi adanya ledakkan. Tetapi kapten malah berasumsi jika ledakan itu adalah bagian dari ledakan.

Hal serupa juga diungkap dari kapal lainnya lewat deteksi sinya hidro-akustik di bawah air dan terasa ke lambung kapal. Para awak melaporkan fenomena itu ke markas armada, tetapi diabaikan.

Pukul 13.30, waktu akhir merupakan waktu akhir latihan peluncuran torpedo. Tak ada kabar dari Kursk, tetapi masih dianggap sebagai kesalahan teknis komunikasi yang diklaim sering terjadi. Militer angkatan laut Rusia mulai mengirimkan helikopter, dan nihil.

Rusia baru menemukan Kursk 16 jam setelah tragedi mengerikan itu. Tetapi pertolongan yang diberikan baru dilakukan 15 jam berikutnya, kemudian diikuti Amerika Serikat dan Inggris yang menawarkan sehari setelahnya.

Lantas apa yang terjadi dengan Kursk?
Kyle Mizokami di Popular Mechanics menulis, kemungkinan yang terjadi pada kapal selam Kursk adalah kebocoran hidrogen peroksiden dan memicu kebakaran. Lewat kebakaran itu, ledakan pertama terjadi.

Ledakan pertama diketahui menjadi sumber penyebab sebagian besar awak tewas. Hal itu diungkapkan juga lewat surat yang ditulis Kapten Kolesnikov saat masih hidup, bahwa mereka yang tersisa hanya 23 orang.

Sedangkan ledakan kedua terjadi pada torpedo yang tersisa, dan lebih besar dari sebelumnya.

Senada dengan Mizokami, berdasarkan penyelidikan resmi Rusia bahwa ledakan torpedo yang menjadi kemungkinan besar penyebabnya. Selain itu militer Rusia, melansir dari Britannica, bahan bakar cair dalam misil yang digunakan Kursk diketahui tidak stabil.

Mereka berasumsi bahwa setelah ledakan pertama terjadi, kapten sedang berusaha menaikan kapal selam ke permukaan. Tetapi ledakan kedua yang disinyalir lebih besar merobek bagian depan kapal dan lumpuh total.

Catatan awak: kami tak bisa keluar!


Catatan yang ditulis oleh Kapten Kolesnikov ditemukan para penyelam dari kantongnya. Seperti yang dilaporkan sebelumnya, para penyelam menemukan 23 mayat yang tewas di sebuah ruangan.

Komandan Angkatan Laut Rusia, Vladimir Kuroyedov mengungkapkan bahwa catatan itu ditulis dengan jelas, seolah-olah ditulis di ruangan yang terang. Tetapi selanjutnya catatan itu, hampir tidak terbaca lagi, catatan itu ditulis "dengan perasaan".

Pernyataan itu diungkapkan Kuroyedov dalam upacara penyalaan lilin pada 27 Oktober 2000, dikutip dari The New York Times.

Catatan itu menggambarkan bahwa dua atau tiga awak mencoba melarikan diri dari kapal selam lewat pintu darurat yang dibangun khusus di ruang sembilan. Ruangan itu sendiri adalah tempat yang selama berkumpul.

"Seperti yang kita ketahui, upaya itu gagal," Laksamana Mikhail Motsak, pimpinan kepala Angkatan Laut Rusia di upacara itu. "Mungkin karena sudah terisi air."

Temuan catatan itu membuat orang Rusia di malam upacara itu kecewa dengan pemerintah merka. Tragedi ini menjadi pukulan dahsyat atas kejayaan militer Rusia, dan reputasi Vladimir Putin yang baru terpilih sebagai presiden.

Putin dikritik berbagai pihak karena kurang pekanya pada isu. Sebab ia enggan mempersingkat liburannya untuk menangani masalah ketika Kursk tenggelam.

0 Responses "Tenggelamnya Kapal Selam Kursk, Ledakan dan Catatan Peninggalan Kapten"

Post a Comment