Lebih dari 800 kilometer dari Kutub Utara, Danau Milne Fiord Epishelf adalah danau air tawar unik yang mengapung di atas Samudra Arktika, hanya tertahan oleh lapisan es. Danau ini didominasi oleh organisme bersel tunggal. Terutama cyanobacteria, yang sering terinfeksi oleh "virus raksasa" yang tidak biasa.

Cyanobacteria adalah penjajah utama morain glasial setelah mundurnya lapisan es. Mereka juga memainkan peran penting dalam ekonomi karbon dan nitrogen di tundra dan tanah gurun kutub. Berbagai komunitas yang didominasi oleh cyanobacteria mendiami permukaan batuan yang terbuka.

Peneliti dari Université Laval, Québec, Kanada telah menghasilkan penilaian pertama tentang kelimpahan virus di danau ini. Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Applied and Environmental Microbiology pada 25 Agustus, sebuah jurnal dari American Society for Microbiology. Makalah mereka diberi judul "Climate-Endangered Arctic Epishelf Lake Harbors Viral Assemblages with Distinct Genetic Repertoires."

Virus adalah kunci untuk memahami ekosistem perairan kutub. Sebab, ekosistem ini didominasi oleh mikroorganisme bersel tunggal, yang sering terinfeksi oleh virus. Virus-virus ini, dan keragaman serta distribusinya di Danau Milne Fiord jarang dipelajari. Kini, tim peneliti sedang bekerja untuk mengurutkan DNA virus raksasa. Upaya yang kemungkinan akan mengarah pada pemahaman bagaimana virus ini memengaruhi ekologi danau melalui interaksinya dengan cyanobacteria yang mereka infeksi.

Peningkatan suhu yang cepat membatasi waktu yang tersisa bagi ahli mikrobiologi untuk mengembangkan gambaran yang jelas tentang siklus keanekaragaman hayati dan biogeokimia dari lingkungan yang bergantung pada es ini. Serta konsekuensi dari perubahan suhu yang cepat dan tidak dapat diubah.

"Lapisan es yang menahan danau di tempatnya memburuk setiap tahun, dan ketika pecah, danau akan mengalir ke Samudra Arktika lalu hilang," kata penulis korespondensi, Alexander I. Culley.

"Hasil kami menyoroti keunikan komunitas virus di danau air tawar, dibandingkan dengan air laut, khususnya di komunitas halocline," kata Culley. “Halocline adalah area di mana salinitas turun dengan cepat saat seseorang naik ke kolom air. Lingkungan ini menawarkan relung untuk virus dan inang yang tidak ditemukan di lapisan air tawar maupun laut dengan salinitas yang seragam.”

Danau terpencil di kutub utara hanya dapat dicapai dengan helikopter, jika kondisi cuaca memungkinkan. Tim peneliti mengumpulkan sampel air dan mengurutkan semua DNA di air danau. Ini memungkinkan mereka mengidentifikasi virus dan mikroorganisme di dalamnya. Studi ini menetapkan dasar untuk memajukan pemahaman tentang ekologi virus di lingkungan global yang beragam, terutama di Arktika yang tinggi.

"Kelimpahan bakteri yang tinggi ditambah dengan kemungkinan prevalensi gaya hidup litik pada kedalaman ini menunjukkan bahwa virus memiliki peran penting dalam pergantian biomassa," kata Mary Thaler, anggota tim Culley di Université Laval. "Gaya hidup litik" mengacu pada pelepasan partikel virus anak saat sel mikroba inang dihancurkan.

Perubahan paling dramatis yang diamati di Danau Milne Fiord Epishelf adalah penurunan multitahun dalam kelimpahan cyanobacteria. Para peneliti mengaitkan penurunan itu dengan meningkatnya pengaruh laut di danau air tawar, "Karena cyanobacteria memiliki kelimpahan yang sangat rendah di Samudra Arktika," tulis mereka.

Meskipun demikian, rincian ekosistem ini tetap tidak jelas. Sebab, selama ini sebagian besar virusnya hanya diketahui dari fragmen urutannya saja. Jadi, dalam banyak kasus, para ilmuwan belum mengetahui bagaimana virus memengaruhi mikroba yang mereka infeksi, atau virus mana yang menghuni mikroba mana.

0 Responses "'Virus Raksasa' di Danau Epishelf Arktika Ini Terancam Perubahan Iklim"

Post a Comment